Categories: Analisis

BCA Tak Revisi Rencana Bisnis Bank di 2015

BCA belum mau untuk merevisi pertumbuhan kreditnya di atas 12%, kendati perekonomian belum membaik. Rezkiana Nisaputra

Jakarta – Sejalan dengan perlambatan perekonomian nasional yang tengah terjadi, telah berdampak kepada pertumbuhan kredit perbankan. Kondisi tersebut telah membuat bank-bank ikut merevisi target pertumbuhan kreditnya pada rencana bisnis banknya (RBB) di 2015.

Kendati demikian, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku tidak merevisi RBB-nya di pertengahan 2015 ini. Menurut Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, kredit BCA ditargetkan sejak awal tahun sebesar 11%-12%. Hal tersebut sejalan dengan perkiraan perseroan bahwa ekonomi nasional masih akan melambat hingga akhir tahun.

“Target kredit dari awal tahun, memang 12%, meskipun arahan regulator sebelumnya itu di 17%-18%. Kita pasang target seperti itu dan keadaan ekonominya tidak baik,” ujar Jahja, di Jakarta, Rabu, 29 Juli 2015.

Lebih lanjut Jahja mengungkapkan, laju pertumbuhan kredit yang dipatok 12% tersebut akan direvisi jika memang ekonomi nasional mengalami perbaikan. Namun, dikarenakan kondisi ekonomi belum membaik, perseroan pun enggan untuk merevisi pertumbuhan kreditnya di atas 12%.

“Sebelumnya kalau membaik tadinya kita mau revisi RBB di Juni 2015, tapi ternyata kondisinya tidak seperti itu, minimal kita kejar pertumbuhan yang 12% ini,” tukasnya.

Meski begitu, dirinya tetap berharap agar pertumbuhan ekonomi nasional di Semester II 2015 ini bisa membaik, sehingga akan mendorong pertumbuhan kredit perseroan di atas 12%. Akan tetapi, hal ini harus dibarengi dengan daya beli masyarakat yang meningkat. Jika daya beli masih melemah, maka tidak akan mendorong kredit bank.

“Bisa saja terjadi peningkataan, saya masih optimis, 12% dari awal tahun, 11%-12% mungkin bisa kita usahakan kita peroleh, tapi kita lihat juga dari likuiditas, daya beli masyarakat, ekonomi kita. Tetapi dari segi likuiditas kita siap untuk permintaan kredit,” tutup Jahja. (*)

Apriyani

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

7 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

8 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

9 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

9 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

11 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

11 hours ago