Tangerang — PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku tidak begitu khawatir menghadapi persaingan layanan bisnis pembayaran yang mulai menjamur di industri keuangan nasional. Terlebih saat ini sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pertamina dan Telkomsel membentuk layanan financial technology berbasis QR Code yang diberi nama LinkAja melalui PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja usai membuka pagelaran BCA Expoversary 2019 di ICE BSD Tangerang. Menurutnya saat ini pihaknya tidak begitu khawatir lantaran layanan pembayaran miliknya masih cukup tinggi terutama melalui digital.
“Siapapun saya pikir tidak apa-apa bikin payment malah menurut saya makin banyak payment sistem digital ini akan mengurangi kebutuhan uang tunai, buat kita uang tunai ini beban jujur saja,” kata Jahja di Tangerang Jumat 22 Febuari 2019.
Menurutnya, bila layanan pembayaran kian menjamur akan berdampak positif terhadap perilaku masyarakat dimana masyarakat akan terbiasa melakukan transaksi secara digital dan mengurangi risiko.
“Jadi kalau ada makin banyak payment platform mudah mudahan kebutuhan uang tunai menurun , jadi itu positif,” tambah Jahja.
Hingga saat ini pihaknya mengaku terus menggandeng seluruh pelaku industri terutama e-commerce guna terus melayani nasabah setianya dengan layanan sistem pembayaran miliknya.
Sebagai informasi, LinkAja milik BUMN nantinya akan menggabungkan produk T-cash milik Telkomsel, Yap! milik BNI, e-Cash milik Bank Mandiri dan T-bank dari Bank BRI. Untuk tahap awal, Telkomsel telah mengalihkan T-cash ke Finarya dan bertransformasi menjadi LinkAja mulai 21 Februari 2019.
LinkAja dinilai juga untuk menyaingi Go-Pay dan OVO yang tumbuh pesat kurang dari lima tahun dan membuat produk dompet digital BUMN kurang diminati masyarakat. (*)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More