Jakarta – PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mencatatkan kinerja positif pada kuartal II 2024. Hal ini tercermin dari meningkatnya sejumlah indikator keuangan bank syariah besutan bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) ini, seperti indikator aset, pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK), dan laba.
Per Juni 2024, BCA Syariah berhasil meraup laba bersih Rp89,4 miliar, tumbuh 20,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Peningkatan laba ini didorong fungsi intermediasi bank yang berjalan dengan baik. Terlihat dari penyaluran pembiayaan BCA Syariah yang tumbuh 21,0 persen menjadi Rp9,53 triliun.
Kualitas pembiayaan bank juga membaik, Non Performing Financing (NPF) gross tercatat 1,36 persen pada kuartal II 2024 atau turun dari 1,41 persen pada kuartal II 2023, sedangkan NPF nett terjaga di posisi 0,18 persen. Per akhir Juni 2024, BCA Syariah membukukan total aset Rp14,9 triliun atau tumbuh 11,5 persen secara tahunan.
Baca juga: Wow! Laba BCA Q2/2024 Terbang Double Digit
“BCA Syariah mengalami peningkatan yang baik di mayoritas indikator keuangan, termasuk pembiayaan yang menjadi tulang punggung profitabilitas. Kenaikan penyaluran pembiayaan juga didukung dengan prinsip kehati-hatian, karena NPF terjaga di posisi aman,” ujar Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum dalam paparan kinerja BCA Syariah kuartal II 2024, di Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024.
Jika dibreakdawn, portofolio pembiayaan BCA Syariah terdiri dari segmen komersial, segmen konsumer dan segmen usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Segmen komersial mendominasi portofolio pembiayaan BCA Syariah dengan komposisi 68,8 persen dari total pembiayaan atau sebesar Rp6,57 triliun, diikuti segmen UMKM dengan komposisi 19,5 persen atau sebesar Rp1,86 triliun. Dan, pembiayaan segmen konsumer sebesar Rp1,11 triliun.
Di sisi pendanaan, BCA Syariah berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp11,24 triliun atau naik 11,9 persen secara tahunan. Komposisi DPK ini terdiri dari deposito Rp7,15 triliun dan current account saving account/CASA Rp4,09 triliun (tabungan Rp2,24 triliun dan giro Rp1,85 triliun) pada kuartal II 2024. Perolehan CASA ini naik dari kuartal II 2023 sebesar Rp3,83 triliun.
“Peningkatan CASA juga ditopang oleh kemudahan pembukaan rekening secara online melalui mobile banking BCA Syariah. Fitur pembukaan rekening online ini turun berkontribusi terhadap pertumbuhan nasabah yang mencapai 140,6 persen,” kata Direktur BCA Syariah, Pranata di kesempatan yang sama.
Sementara, di sisi rasio keuangan penting, rentabilitas BCA Syariah membaik, return on asset/ROA dan return on equity/ROE bank meningkat. ROA bank naik dari 1,5 persen di kuartal II 2023 menjadi 1,7 persen di kuartal II 2024. Sedangkan, ROE naik dari 5,0 persen di kuartal II 2023 menjadi 5,8 persen kuartal II 2024.
Baca juga: Selektif Salurkan Pembiayaan, BTPN Syariah Kantongi Laba Rp552 Miliar di Semester I 2024
Rasio likuiditas bank terjaga, tercermin dari Financing to Deposit Ratio/FDR berada di posisi 84,8 persen di kuartal II 2024. Kendati begitu, FDR ini naik dari 78,5 persen di kuartal II 2023.
“Tren likuiditas BCA Syariah akan lebih ketat hingga akhir tahun 2024 ini. Namun, kami sudah memiliki strategi untuk fokus menghimpun dana murah/CASA melalui fitur mobile banking, baik untuk individu maupun perusahaan,” tambah Pranata.
Sementara itu, terkait strategi peningkatan CASA, BCA Syariah juga akan segera meluncurkan produk mobile banking dengan konsep baru dan layanan yang lebih lengkap, seperti adanya fitur top-up ke e-wallet, top-up flazz BCA, pembayaran virtual account BCA, investasi dan pembayaran haji. (*) Ayu Utami
Jakarta - Allianz Life Indonesia dan Allianz Utama Indonesia meraih sertifikasi terkait keamanan data pribadi,… Read More
Jakarta – Kegiatan operasional Bank Indonesia ditiadakan pada hari Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Rabu, 27… Read More
Jakarta - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty Pasar Uang dan Valuta… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui aplikasi wondr by BNI… Read More
Jakarta - Meski masuk jajaran negara G-20 atau negara dengan ekonomi terbesar, Indonesia rupanya masih… Read More
Jakarta – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi… Read More