Perbankan

BCA Syariah Raih Peringkat idAA+ dari Pefindo

Jakarta – PT. Bank BCA Syariah raih peringkat idAA+/Stable (Double A Plus; Stable Outlook) dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat ini menunjukkan perseroan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Sementara tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.

Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan analisa Pefindo dalam surat pemberitahuan yang disampaikam pada 24 Agustus 2022 tersebut semakin memperkuat posisi BCA Syariah sebagai bank syariah yang didukung dengan keuangan yang solid dan mampu tumbuh secara berkelanjutan.

“Kemampuan perusahaan untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan merupakan hasil penerapan tata kelola perusahaan yang baik, manajemen aset dan liabilitas yang optimal, dan komitmen untuk melakukan inovasi produk dan layanan secara berkesinambungan,” ungkapnya dalam keterangan resminya, Rabu, 31 Agustus 2022.

Peringkat terhadap BCA Syariah diberikan untuk periode 24 Agustus 2022 sampai dengan 31 Agustus 2023. Peringkat berdasarkan Laporan Keuangan Tidak Diaudit per 30 Juni 2022 dan Laporan Keuangan Audit 31 Desember 2021.

Pada Juni 2022, aset BCA Syariah tercatat naik 12,70% year on year (yoy) mencapai Rp10,97 triliun. Kemampuan perusahaan dalam menjaga kualitas aktiva serta menjaga keseimbangan aset dan liabilitas yang optimal tercermin dalam laba perusahaan yang terus tumbuh. Di Juni 2022, BCA Syariah membukukan pertumbuhan Laba Sebelum Pajak sebesar 31,6% dengan jumlah Rp58,2 miliar, dan Laba Sesudah Pajak tumbuh dengan jumlah presentase yang sama menjadi Rp45,4 miliar.

Peningkatan aset perusahaan juga didukung oleh pertumbuhan pembiayaan yang mencapai Rp7,07 triliun meningkat 19,62% (yoy) dan perolehan dana pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp7,90 triliun atau meningkat 16,33%. Sementara itu, kualitas pembiayaan tetap terjaga rendah dengan non performing financing (NPF) gross 1,38%.

“Ke depan kami akan terus meningkatkan fitur-fitur transaksi melalui channel perbankan elektronik dalam rangka penghimpunan dana murah sehingga semakin memperkuat likuiditas perusahaan. Hal ini penting untuk mendukung pelaksanaan fungsi intermediasi dengan semakin optimal dan kompetitif,” ungkap Pranata. (*) Dicky F.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

427 Saham Menguat, IHSG Ditutup Naik ke Level 6.678

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 25 April 2025, kembali… Read More

44 mins ago

Menko Airlangga Temui Menkeu AS Bahas Tarif Trump, Ini Hasilnya

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Delegasi dan Koordinator Perundingan atas Kebijakan Tarif… Read More

1 hour ago

Wow! Laba Indonesia Re Tumbuh 5 Kali Lipat di 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re membukukan kinerja keuangan yang moncer… Read More

2 hours ago

BI Laporkan Kinerja Dunia Usaha Melambat di Kuartal I 2025

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja kegiatan usaha melambat. Tercermin dari nilai Saldo Bersih Terimbang (SBT)… Read More

2 hours ago

Uang Beredar Tembus Rp9.436,4 Triliun di Maret 2025, Tumbuh 6,1 Persen

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tumbuh.… Read More

2 hours ago

AS Protes QRIS dan GPN, Airlangga Bilang Begini

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto angkat bicara mengenai Amerika Serikat (AS) yang merasa keberatan… Read More

2 hours ago