Perbankan

BCA Digital Belum Ingin Keluarkan Produk Paylater: Kami Fokus Bantu Kelola Keuangan

Jakarta – Produk buy now pay later (BNPL) atau paylater mulai digandrungi oleh pelaku industri keuangan. Banyak perusahaan keuangan yang mengeluarkan produk paylater dengan manfaat dan penawaran untuk target nasabah.

Meskipun begitu, PT Bank Digital BCA (BCA Digital) belum tertarik mengeluarkan produk tersebut. Menurut Albert Kurniawan, Head of Growth & Acquisition BCA Digital, pihaknya saat ini lebih fokus untuk membantu mengelola keuangan nasabah.

“Saat ini jawabannya belum. Karena kami masih mau fokus untuk membantu mengelola keuangan,” papar Albert pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Baca juga: Utang Paylater Meroket, Indodana Finance Beberkan Penyebabnya

Alih-alih mengeluarkan paylater, Albert mengungkapkan kalau blu, aplikasi digital milik BCA Digital, akan membuat produk lain yang nantinya akan semakin memudahkan nasabah agar bisa berbelanja lebih hemat dan lebih efektif.

Selain itu, saat ini blu juga memiliki fitur bernama bluExtra Cash, yang memungkinkan nasabahnya meminjam uang untuk keperluan tertentu. Proses pengajuannya pun dibuat seketat mungkin agar penggunanya tidak sampai gagal membayar utang.

“Dan tentunya, juga dilakukan scoring seperti yang cepat dilakukan. Kami melakukan semua itu untuk menjaga. Karena, tujuannya sebenarnya, bukan hanya untuk blu, tapi untuk sisi customer-nya juga,” papar Albert.

“Karena kalau tetap diberikan, itu kan nantinya akan gali lubang tutup lubang. Akan semakin memberatkan, akan semakin mencekik,” tambahnya.

Baca juga: Duh! Marak Anak Muda Nunggak Paylater hingga Sulit Akses KPR dan Dapat Kerja, Ini Pesan OJK

Itulah alasan, kenapa BCA Digital lebih fokus mengedukasi nasabah ketimbang mengeluarkan paylater. Andrew juga tidak ingin hal yang terjadi di ranah pinjaman online (pinjol) ilegal, berlangsung pula di ekosistem blu.

Per Agustus 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat utang paylater di Indonesia dari seluruh industri keuangan mencapai Rp26,37 triliun. Di industri pembiayaan saja, utang paylater meningkat sebesar 89,20 persen secara year on year (yoy) hingga Rp7,99 triliun, dengan non-performing financing (NPF) mencapai 2,52 persen.

Di sisi lain, pada semester-I 2024, BCA Digital mencatat pertumbuhan kredit yang impresif mencapai 36,11 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp5,34 triliun. Non-performing loan (NPL) terjaga di angka 1,50%. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Yulian Saputra

Recent Posts

Milenial Merapat! Begini Cara Mudah Memiliki Rumah Tanpa Beban Pajak

Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More

1 hour ago

Indonesia Dorong Komitmen Pendanaan Iklim yang Lebih Adil di COP29

Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More

2 hours ago

Kapal Milik PHE OSES Selamatkan 4 Nelayan yang Terombang-Ambing di Laut Lampung Timur

Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More

3 hours ago

Bos Bangkok Bank Ungkap Alasan di Balik Akuisisi Permata Bank

Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More

3 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, BI Siapkan Dua Kebijakan Ini

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More

4 hours ago

Koperasi Konsumen Bank Nagari jadi Role Model Holdingisasi Koperasi

Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More

4 hours ago