Jakarta – Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam rupiah sebesar 1% dari 7,5% menjadi 6,5%. Penurunan GWM primer ini diperkirakan akan menambah likuiditas perbankan sebesar Rp34 triliun.
Kebijakan penurunan GWM primer tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah berlangsung. Selain itu, penurunan GWM juga bakal mengurangi risiko pengetatan likuiditas perbankan dalam kedepannya.
Menyikapi hal ini, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja merespon positif kebijakan BI yang menurunkan GWM primer menjadi 6,5%. Menurutnya, dengan kebijakan itu, maka likuiditas perseroan akan bertambah sehingga kapasitas pembiayaan akan meningkat.
“Mengenai GWM yang diturunkan maka kita bisa mendapat tambahan likuiditas Rp4 triliun. Itu tentu memperkuat likuiditas kita,” ujar Jahja di Jakarta, Kamis, 3 Maret 2016.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, dengan tambahan likuiditas tersebut, tentu perseroan akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perseroan.
“NPL kami pada level yang rendah yakni sebesar 0,7%. Permodalan dan likuiditas BCA juga tetap terjaga di tingkat yang sehat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 18,7% dan rasio kredit terhadap modal pendanaan (LFR) sebesar 81,1%. (*) Rezkiana Nisaputra
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More