Jakarta – Kondisi ekonomi global masih sangat dinamis serta dibayangi risiko dan tantangan yang semakin kompleks, utamanya akibat ketegangan geopolitik imbas konflik Rusia-Ukraina, tingkat inflasi dunia yang melonjak tinggi serta dampak pandemi yang belum juga usai. Hal ini menimbulkan kekhawatiran sebagian besar masyarakat yang ingin berinvestasi di produk investasi.
Belakangan, masyarakat ingin berinvestasi dengan tenor jangka pendek dengan volatilitas rendah serta menawarkan imbal hasil menarik semakin tinggi. Sebagai salah satu upaya menjawab kebutuhan tersebut, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) sebagai anak usaha dari Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan (Indonesia Financial Group – IFG) bekerjasama dengan Bank BCA meluncurkan produk investasi teranyar yaitu Bahana Gebyar Dana Likuid (BGDL).
BGDL adalah Reksa Dana Pasar Uang yang dikembangkan dan disesuaikan dengan karakteristik nasabah wealth management BCA. Produk investasi bertenor satu tahun ini hadir untuk menjawab kebutuhan investasi jangka pendek, memiliki imbal hasil optimum dengan mempertimbangkan likuiditas aset.
Direktur Bahana TCW, Danica Adhitama mengatakan, BGDL diproyeksikan sebagai jawaban akan kebutuhan investasi masyarakat. Konsep investasi yang dikembangkan Bahana TCW untuk produk ini adalah dengan lebih menekankan pada penilaian risiko kuantitatif dan kualitatif (risk screening) serta kualitas perusahaan atau emiten penerbit obligasi sebagai prioritas utama tanpa mengesampingkan unsur imbal hasil yang dapat dinikmati oleh investor.
“Sehingga strategi alokasi aset produk ini terdiri dari 60% di obligasi, 38% di deposito dan 2% di instrumen likuiditas. Produk ini memiliki volatilitas rendah, serta risiko penurunan nilai aktiva bersih (NAB) relatif lebih rendah dibanding reksa dana saham atau pendapatan tetap, karena produk ini mayoritas portofolionya dialokasikan pada obligasi korporasi dengan rating minimum AA,” ujar Danica dikutip 19 September 2022.
Mengingat target aset alokasi produk ini mayoritas pada obligasi, maka ada beberapa syarat obligasi yang akan dipilih atau menjadi target investasi produk ini. Sejumlah syarat tersebut diantaranya, penerbit obligasi haruslah berstatus perusahaan terbuka, dengan rating obligasi AA atau investment grade. Selain itu, kapitalisasi pasar minimal Rp200 miliar dengan tenor tidak lebih dari satu tahun setiap seri obligasi.
Sementara syarat untuk penempatan di instrumen deposito adalah produk ini hanya akan berinvestasi di bank BUKU 2, 3 dan 4 dengan aspek kecukupan modal sesuai dengan ketentuan OJK yaitu di atas 10%. Selain harus memiliki fundamental dengan laba yang positif, bank tersebut haruslah memiliki persentase penempatan deposito terhadap total DPK (Dana Pihak Ketiga) tidak lebih dari 10% serta tingkat kredit macet (non performing loan/NPL) di bawah 5%.
Baca juga: Antisipasi Ketidakpastian Global, Begini Strategi Bahana TCW
“Kondisi perekonomian global dan dunia investasi sangat dinamis sehingga menuntut kita untuk selalu beradaptasi dalam setiap keputusan investasi. Oleh karena itu, kami terus menghadirkan produk dan layanan investasi yang sesuai dan memenuhi perkembangan kebutuhan investasi masyarakat. Tidak berhenti di nasabah BCA saja, kami akan terus berupaya memperluas akses masyarakat terhadap produk-produk investasi yang mengedepankan penilaian risiko namun tetap mampu memberikan imbal hasil yang optimal,” ucap Danica. (*)
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengajak nasabah, khususnya para pelaku usaha… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan dua dari tiga perusahaan baru yang… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberi sinyal bakal menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate… Read More
Jakarta - Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat setelah memenangkan Pemilu 2024 dengan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, 6 November 2024, ditutup merosot 1,44… Read More
Jakarta - Bank Mandiri menegaskan komitmen untuk menghadirkan inovasi layanan keuangan guna memberikan kenyamanan dan… Read More