Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sepanjang tahun 2020 membukukan laba bersih Rp27,1 triliun atau turun tipis 5% (YoY) dibandingkan tahun 2019 yang masih mencapai Rp28,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menilai, meski menghadapi sejumlah tantangan BCA dan entitas anak mampu mencatatkan pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) hingga 11,2% YoY menjadi Rp45,4 triliun, ditopang oleh peningkatan likuiditas, biaya dana yang lebih rendah, dan perlambatan belanja operasional.
“Segala tantangan di tahun 2020 telah membuktikan pentingnya fokus dan strategi perbankan untuk mengembangkan platform digital, yang mana secara khusus telah membuat BCA siap menghadapi kondisi yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, termasuk dampaknya pada pembatasan sosial dan mobilitas,” kata Jahja melalui video conference di Jakarta, Senin 8 Febuari 2021.
Sementara itu, dari sisi pendanaan, BCA berhasil mencatatkan kinerja dana pihak ketiga yang sehat, di mana current account and savings account (CASA) tumbuh 21,0% YoY mencapai Rp643,9 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 14,0% YoY menjadi Rp196,9 triliun.
Jahja mengungkapkan, secara total dana pihak ketiga (DPK) masih naik 19,3% YoY menjadi Rp840,8 triliun di tahun 2020. Sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yang berkelanjutan, tahun 2020 telah menjadi tahun bersejarah bagi BCA, karena total aset Perseroan mampu menembus seribu triliun rupiah untuk pertama kalinya, yakni mencapai Rp1.075,6 triliun atau naik 17,0% YoY.
Jahja menambahkan, pertumbuhan dana pihak ketiga tidak lepas dari tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya fondasi bisnis perbankan transaksi BCA, yang mana telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank. Dimana CASA berkontribusi sebesar 76,6% dari total dana pihak ketiga.
“Untuk memperkuat franchise perbankan transaksi, BCA juga fokus untuk terus memperluas basis nasabah sekaligus mengembangkan solusi digital secara konsisten,” tambah Jahja.
Seiring dengan positifnya pertumbuhan likuiditas, BCA juga mampu mencetak pendapatan bunga yang lebih tinggi dari aset treasury, sehingga mengompensasi imbal hasil (yield) dan outstanding kredit yang menurun.
Selain itu, sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI), BCA mampu menurunkan suku bunga produk dana pihak ketiga, yang mana berdampak pada beban bunga yang lebih rendah. Oleh karena itu, BCA mampu mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih di 2020, yakni naik 7,3% YoY menjadi Rp54,5 triliun.
Di sisi lain, pendapatan non-bunga BCA masih menurun tipis 0,5% YoY, menjadi Rp20,2 triliun. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp74,8 triliun, atau meningkat hingga 5,1% YoY. Beban operasional tercatat sebesar Rp29,3 triliun, atau 3,1% lebih rendah dari tahun 2019, diakibatkan terhambatnya sebagian kegiatan operasional di saat pandemi.
Oleh karena itu, PPOP meningkat hingga 11,2% YoY menjadi Rp45,4 triliun pada tahun 2020, sehingga dapat menjadi penyangga yang memadai untuk mengantisipasi kebutuhan biaya pencadangan. BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp11,6 triliun, atau naik 152,3% YoY. Secara keseluruhan, laba bersih tercatat sebesar Rp27,1 triliun, menurun 5% dibandingkan laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp28,6 triliun.
Meskipun terdapat berbagai tantangan di tahun 2020, rasio keuangan BCA tetap berada di posisi yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 25,8%, lebih tinggi dari ketetapan regulator, dan loan to deposit ratio (LDR) tetap terjaga pada tingkat yang sehat yakni sebesar 65,8%. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Orderkuota berkolaborasi dengan Nobu meluncurkan Madera, sebuah rekening digital serba bisa. Peluncuran Madera… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai lawatan kenegaraan perdana ke sejumlah negara, antara lain… Read More
Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mendukung program pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi… Read More
Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi berkomitmen penuh untuk mendongkrak rasio kepesertaan masyarakat… Read More
Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat penerimaan pajak hingga Oktober 2024 mencapai Rp1.517,53 triliun,… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, dengan mengunjungi sejumlah negara… Read More