Jakarta – Anak usaha PT Bank Central Asial Tbk yang bergerak di sektor pembiayaan, BCA Finance tetap pede meski ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan suku bunga acuan. BCA Finance optimis bisa mencatatkan pertumbuhan dikisaran 20% hingga akhir 2022.
Direktur BCA Finance, Petrus S Karim mengatakan, industri multifinance sudah mengalami penurunan sejak pandemi, namun saat ini sudah mulai bangkit. Meski ada kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan, demand pembiayaan otomotif masih tinggi. Demand masih terus naik, karena selama 2 tahun lebih pandemi, banyak yang menahan untuk membeli atau mengganti mobil.
“Jadi ini waktunya untuk ganti mobil. Semua masih bertanya-tanya, untuk cari mobil. Itu masalahnya sekarang, barangnya ready atau tidak. Pertumbuhan sih kita optimis bertumbuh. Kita masih bisa tumbuh sampai 20% sampai akhir tahun,” ujar Petrus kepada Infobank, di ICE BSD, Jumat, 9 September 2022.
Secara historikal, kenaikan harga BBM biasanya berdampak pada terkoreksinya kinerja industri multifinance, seperti yang terjadi di tahun 2005 dan 2015. Namun Petrus menyakini BCA Finance mampu menjaga momentum pertumbuhan kinerja meski ada kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan. Optimalisasi sinergi dengan memanfaatkan ekosistem kuat yang dimiliki induknya, yakni BCA menjadi salah satu strategi.
“Biasanya BCA selalu anomali. Seperti sekarang saja, suku bunga mau naik, kita malah turun. BCA akan bank swasta paling besar di Indonesia, maka kita sudah harus menjadi agent of developement. Membantu menggerakkan perekonomian. Itulah tujuannya. Seperti BCA Expo ini, kita bukan sekadar hura-hura. Kita mempertemukan nasabah BCA yang produsen, dengan nasabah BCA yang konsumen. Dengan terjadi transaksi kita membantu menumbuhkan ekonomi. Otomotif dan properti ini kan bukan itu saja industrinya, banyak industri turunannya. Maka kalau bisa jualan, ekonomi jalan, bertumbuh,” terangnya.
Di BCA Expo Hybrid 2022, BCA bersama sejumlah anak usahanya menawarkan berbagai promo menarik bagi nasabah. Mulai dari DP ringan hingga suku bunga spesial untuk kredit KPR dan KKB.
Terkait outlook tahun 2023, Petrus juga optimis akan lebih baik, apalagi bila status pandemi ini turun menjadi endemi. Harapannya, suplai kendaraan bermotor pun sudah kembali normal. “Semua optimis untuk tahun depan. Beberapa principal perusahaan otomotif juga mengatakan harusnya tahun depan lebih baik. KKB BCA juga tentu bisa lebih baik. Kalau industri otomotif bergerak, kita juga ikut,” pungkasnya.
Sebagai informasi, mengacu pada data Biro Riset Infobank (birl), pada 2021, total aset BCA Finance terkontraksi tipis 1,83% menjadi Rp8,38 triliun. Salah satunya karena pembiayaan yang terkontraksi 1,94%, atau menjadi Rp6,86 triliun. Tapi dari sisi laba mengalami lonjakan sebesar 39,49%, atau menjadi Rp1,70 triliun.
Di paruh pertama 2022, kinerja BCA Finance terlihat mulai ekspansif. Asetnya tercatat tumbuh 2,9% year to date (ytd) menjadi Rp8,52 triliun, ketimbang Rp8,38 triliun di akhir 2021. Piutang pembiayaannya mencapai Rp7,35 triliun per Juni 2022. Adapun dari sisi laba bersih tumbuh 5,9% secara tahunan menjadi Rp853 miliar. (*) Ari Astriawan
Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More
Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More
Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More
Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More
Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More
Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More