Baubau Diproyeksi Jadi HUB Kesehatan Kawasan Timur Indonesia

Baubau Diproyeksi Jadi HUB Kesehatan Kawasan Timur Indonesia

Baubau – Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara berpotensi menjadi hub kesehatan bagi sejumlah kabupaten di sekitarnya. Selama ini, banyak pasien yang berobat di RSUD Baubau berasal dari luar, seperti Buton Selatan, Buten Tengah, Buton Utara, termasuk Muna, Muna Barat, hingga Wakatobi.

Deputi Bidang Materi Komunikasi dan Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office-PCO) Isra Ramli menyoroti potensi besar Baubau sebagai pusat jasa Kesehatan itu.

“Partisipasi dan semangat masyarakat untuk memeriksakan Kesehatan, menyehatkan diri itu sangat tinggi. Itu potensinya, modal utama yang sangat berharga,” jelasnya.

Baca juga: MBG di Kota Baubau, Anak Makan Gratis Ibu Memasak

Ia mengungkapkan hal tersebut saat melakukan peninjauan sejumlah pelaksanaan program prioritas pemerintah di Kota Baubau, Jumat, 13 Juni 2025. Didampingi Walikota Baubau Yusran Fahim dan Wakil Walikota Wa Ode Hamsinah Bolu, Isra menyaksikan layanan Program Kesehatan Gratis (CKG) Kementerian Kesehatan di Puskesmas Wajo dan Wolio.

Selain kunjungan ke puskesmas, para pejabat juga menemui direksi dan pengelola RSUD Baubau. Mereka melihat langsung layanan yang ada di rumah sakit tipe C tersebut.

“Hari ini saya mengunjungi dua puskesmas dan RSUD, Alhamdulillah Kota Baubau ini siap untuk melaksanakan program CKG. Tadi sebenarnya ini potensial Kota Baubau berkembang menjadi kota jasa di bidang kesehatan,” kata pria asli Banjarmasin ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau Lukman menjelaskan RSUD Baubau memang sudah ada sejak masa kolonial. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan pembangunan serta perubahan administrasi pemerintahan, sarana dan prasarana rumah sakit sudah mengalami beberapa kali perubahan.

Terutama setelah adanya pemekaran wilayah menjadi beberapa kabupaten dan kota, menjadikan RSUD Kota Baubau sebagai rumah sakit rujukan dari puskesmas-puskesmas yang tidak hanya dari kecamatan setempat, melainkan juga kabupaten lain.

“Setidaknya 70 berbanding 30 persen, 70 dari masyarakat luar Kota Baubau, sisanya baru dari Kota Baubau. Setahu saya, angka dari luar terus bertambah,” ujar Lukman yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Baubau.

Baca juga: Kemenkes Luncurkan Gerakan Nasional Berhenti Merokok, Fokus Lindungi Remaja

Sementara itu, Direktur RSUD Baubau Sadly Salman mengaku rumah sakitnya memang telah menjadi jejaring pengampu layanan KJSU bagi Kota Baubau dan kabupaten sekitar. Data kunjungan pasien rawat inap tahun 2024 mencatatkan dari 9.903 pasien, yang berasal dari dalam Kota Baubau hanya 3.317 pasien atau 33,49 Persen. Sisanya yang 66,51 persen berasal dari luar.

Kendala dalam pelayanan yang dihadapi saat ini antara lain, belum terpenuhi SDM spesialis dan subspesialis, serta koordinasi dengan BPJS dalam membuka layanan khusus untuk penyakit jantung. Padahal, sejumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki sekarang sudah sangat mendukung. Seperti keberadaan layanan unggulan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) serta kesehatan ibu dan anak (KIA).

Menanggapi kondisi tersebut, Deputi I PCO Isra Ramli menyatakan hal terebut menjadi catatan bagi pemerintah pusat untuk dapat mendukung mengatasi segala hambatan RSUD Kota Baubau. Termasuk bila diperlukan upgrade RSUD menjadi tipe B yang memiliki fasilitas kesehatan lengkap, tenaga medis berkualitas, serta berbagai program kesehatan mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. (*)

Related Posts

News Update