News Update

Batam, Penopang Pertumbuhan Kepri

Batam – Posisi Batam yang begitu strategis menjadikan kawasan ini sebagai salah satu kawasan penting bagi Indonesia. Bahkan karena posisinya yang strategis tersebut, berdasarkan UU No. 44 Tahun 2000 tentang perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam, secara resmi Batam mendapat fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB/Free Trade Zone). Perwujudan Batam sebagai “Singapuranya Indonesia” diharapkan dapat mendorong pengembangan industri dan investasi di wilayah ini.

Batam sendiri saat ini merupakan penyokong pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri). Kepri sendiri, dalam lima tahun terakhir (2010-2015)mampu membukukan pertumbuhan yang baik dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 6,89%, tertinggi di Sumatera dan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,64%.

Namun, sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional, perekonomian Kepri ikut melambat. Perlambatan dipicu oleh pelemahan ekonomi global, serta penurunan harga komoditas dunia. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar mengatakan, ketergantungan kepada komoditas menjadi salah satu penyebab terkendalanya pertumbuhan di Kepri pada khususnya, dan Sumatar pada umumnya. Karenanya, menurut Hendar, Kepri harus mampu menemukan alternatif baru sumber pertumbuhan ditengah menurunnya harga komoditas dunia. Berdasarkan kajian regional BI, sektor maritim dan kepariwisataan bisa menjadi salah satu alternatif sumber pertumbuhan yang sangat potensial bagi kawasan ini.

Kendati demikian, hingga triwulan II 2016, Kepri masih mampu membukukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yakni meningkat 5,40% secara year on year. Pertumbuhan ekonomi Kepri ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi triwulan I 2016 yang sebesar 4,54%.  Penguatan ekonomi didorong investasi dan konsumsi rumah tangga.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada triwulan II 2016, pertumbuhan investasi Kepri mencapai 8,63%, sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 8,58%. Sementara dari sisi sektoral, pertumbuhan terutama dipicu oleh membaiknya sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi.

Hingga triwulan II 2016, Kepri mencatatkan inflasi sebesar 3,54%. Peningkatan laju inflasi di Kepri dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara pada masa lebaran.

Dari sisi perbankan, Kepri menjadi salah satu provinsi dengan prospek yang baik. Penyaluran kredit perbankan di wilayan ini tumbuh sebesar 9,94% dengan Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 2,11%. (*)

Apriyani

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

14 mins ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

40 mins ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

49 mins ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

2 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

2 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

5 hours ago