Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berharap, agar dana pensiun (dapen) berani dalam mengelola dananya. Sejauh ini pelaku dapen cenderung memilih instrumen investasi yang aman dengan imbal hasil yang rendah seperti deposito.
Oleh sebab itu, dirinya meminta agar pelaku dapen bisa maksimal dalam mengelola dananya, sehingga dapat memberikan manfaat kepada para pesertanya. Menurut Bambang, sejauh ini para dapen masih takut dalam mengelola dananya. Sehingga imbal hasil yang diberikan kepada para pesertanya tidak maksimal.
“Dapen itu harus memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada para pesertanya. Hasil investasi dapen harus maksimal. Mereka masih seneng taruh di deposito. Kemenkeu sudah dorong itu masuk SUN dan sedikit saham, tapi untuk infrastruktur sangat jarang,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.
Dia mengungkapkan, jika para dapen hanya melakukan investasi di deposito saja, maka strategi tersebut sangatlah tidak tepat, karena tidak memberikan hasil yang maksimal bagi para peserta dana pensiun. Terlebih, saat ini pemerintah dan BI cenderung ingin suku bunga lebih rendah guna mendorong perputaran roda perekonomian.
“Misalnya kita ikut dapen, lalu saking konsevatifnya dapennya hanya taruh di deposito saja. Setelah diambil dan dihitung kok sama dengan deposito bank, lalu ngapain dititipin ke dapen, kita taruh saja di bank sendiri,” ucapnya.
Padahal di negara-negara lain, seperti China, Kanada dan Australia, dapen di sana sudah lebih atraktif dalam mencari instrumen investasi, salah satunya proyek infrastruktur. “Saya sudah keliling ke Australia, Kanada, Amerika juga, semua dapennya terbesar di infrastruktur, meskipun lewat aset manajemennya juga,” paparnya.
Dirinya juga meminta agar para peserta dapen lebih kritis terhadap dapen yang dipilihnya. Sebagai peserta tentunya berhak mendapatkan hasil investasi yang tinggi.
“Kita punya dapen yang besar, seperti Dapen BI, Dapen Pertamina, Dapen PLN, tapi sayangnya mereka investasi business as usual. Karena pesertanya tidak rewel. Ini yang membedakan dapen di luar dengan disini. Kalo disana mereka bilang kok hasilnya segini saja. Kalau kita enggak,” tutupnya. (*)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More