Analisis

Bappenas: 3 Faktor Pendorong Turunnya Angka Kemiskinan

Jakarta – Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengaku terus mengandeng seluruh pihak, termasuk lembaga kementerianuntuk dapat menurunkan angka kemiskinan nasional.

Menteri/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, setidaknya terdapat tiga faktor yang mendongkrak angka kemiskinan nasional sepanjang tahun 2017 kemarin. Faktor utamanya ialah angka inflasi yang terus terjaga.

“Faktor pertama yakni angka Inflasi 2017 yang relatif stabil dan masuk rentang target,” ungkap Bambang di kantor Bappenas Jakarta, Selasa 9 Januari 2018.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatatkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2017 yang tercatat sebesar 3,61 persen. Angka tersebut tercatat lebih baik dari target yang dicanangkan pemerintah melalui APBN-P 2017 di angka 4,3 persen.

Faktor kedua yang membantu penurunan angka kemiskinan ialah meningkatnya upah riil buruh tani sebesar 1,05 persen. Kenaikan upah tersebut telah terjadi dalam waktu enam bulan terakhir.

Bambang menyebut, kenaikan upah buruh tani tersebut dapat menurunkan angka kemiskinan serta mendorong angka konsumsi masyarakat di daerah-daerah pedesaan yang ada di Indonesia.

Kemudian faktor ketiga yang mendorong penurunan angka kemiskinan ialah terintegrasinya seluruh program-program bantuan dari setiap Kementerian di Pemerintahan. Dimana, saat ini pemerintah terus mengoptimalkan perbaikan basis data untuk targeting dan penyaluran non tunai melalui satu kartu.

“Penyaluran PKH (Program Keluarga Harapan) juga terintegrasi dengan bantuan lain untuk mendorong akumulasi aset dan tabungan. Kemudian, reformasi subsidi pangan dan energi juga dilakukan dengan tepat sasaran. Optimalisasi penggunaan dana desa juga turut menurunkan kemiskinan di pedesaan,” ungkap Bambang.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka kemiskinan di Indonesia hingga September 2017 sebesar 26,58 juta orang angka ini menurun 1,19 juta orang dibandingkan Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2025

Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More

9 hours ago

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

9 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

10 hours ago

Insiden Polisi Tembak Polisi, Ini Penjelasan Kapolda Sumbar

Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More

10 hours ago

Wamen ESDM Dukung Adopsi Electrifying Lifestyle di Masyarakat

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More

11 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

11 hours ago