Buruh; Risiko PHK. (Foto: Budi Urtadi)
Jakarta–Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sampai dengan Agustus 2015 jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai 7,56 juta orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 320 ribu orang, jika dibandingkan dengan Agustus 2014 yang mencapai 7,24 juta orang.
Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Razali Ritonga menjelaskan, bertambahnya jumlah pengangguran tersebut sejalan dengan perekonomian nasional yang tengah melambat, sehingga menyebabkan perusahaan untuk merumahkan (PHK) karyawannya.
“Pertambahan pengangguran ini utamanya memang karena ada PHK, dan daya serap lapangan kerja yang menurun,” ujar Razali di Jakarta, Kamis, 5 November 2015.
Lebih lanjut dia menilai, daya serap lapangan kerja yang menurun juga membuat pengangguran di Indonesia semakin bertambah. “Jika ekonomi tinggi akan ada penambahan lapangan kerja, tapi kalau ekonomi melambat yaa ini tidak akan banyak lapangan kerja yang terbuka,” tukasnya.
Di tempat yang sama Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Kecuk Suharyanto mengungkapkan, jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2015 sebanyak 114,8 juta orang, atau berkurang 6 juta orang dibanding keadaan Februari 2015 dan bertambah 190 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2014.
Sedangkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2015 sebesar 6,18%, atau meningkat jika dibanding TPT Februari 2015 yang sebesar 5,81%. Sementara jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2014 yakni mencapai 5,94%.
Selama setahun terakhir (Agustus 2014–Agustus 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di sektor konstruksi sebanyak 930 ribu orang (12,77%), sektor perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42%), dan sektor keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92%).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, jumlah pnduduk yang bekerja di atas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Agustus 2015 sebanyak 80,5 juta orang (70,12%), sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak 6,5 juta orang (5,63%).
“Pada Agustus 2015, penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27%, sementara penduduk bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 8,33%,” tutup Kecuk. (*) Rezkiana Nisaputra
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More