Jakarta – Bunga deposito yang tinggi menjadi salah satu langkah bagi bank digital untuk menggaet nasabah. Di tengah suku bunga acuan anjuran Bank Indonesia (BI) yang berada di angka 6,25 persen, banyak dari bank digital yang memberikan lebih dari itu.
Misalnya, suku bunga per tahun yang ditawarkan Krom Bank, bank digital milik perusahaan multifinance Kredivo, maksimal bisa mencapai 8 persen.
Sementara Bank Amar malah lebih berani, memberi suku bunga tertinggi sebesar 9 persen. Bahkan, Bank Saqu, yang baru diluncurkan pada November 2023, memberikan suku bunga 10 persen untuk nasabahnya.
Di tengah persaingan suku bunga deposito, blu by BCA Digital masih mematok bunga di kisaran 4,75 persen per tahun. Menurut Yoga Halim, Head of Corporate Planning BCA Digital, mereka belum berencana mengikuti strategi bank-bank digital lain untuk mematok suku bunga tinggi.
Baca juga : Ekonomi Lesu, China Desak Perbankan Potong Suku Bunga Deposito
“Sebenarnya, arah kami tidak ke arah sana. Kami menawarkan kenyamanan orang dalam menggunakan blu,” terang Yoga pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Menurutnya, blu by BCA Digital lebih ingin fokus meningkatkan fitur-fitur yang terdapat di dalam aplikasi. Yoga berujar, kalau ini merupakan salah satu arahan dari Lanny Budiati, Direktur Utama BCA Digital, untuk tidak menjadikan blu by BCA Digital sebagai aplikasi yang hanya dipakai untuk menabung.
“Seperti yang disampaikan Bu Lanny, kami nggak mau blu itu hanya digunakan untuk menabung. Makanya, kita nggak ke arah sana (meningkatkan suku bunga deposito). Tetapi, justru dengan fitur-fitur, orang tertarik menggunakan blu. Karena, blu ada untuk kita,” tegasnya.
Baca juga : Superbank Tawarkan Deposito dengan Bunga 7,5 Persen
Yoga menambahkan, aplikasi ini tidak hanya bergantung terhadap satu ekosistem saja. Pihaknya ingin nasabah bisa memakai blu by BCA Digital karena kenyamanan dalam menggunakan aplikasi tersebut.
Adanya fitur-fitur di dalam blu by BCA Digital dianggap menjadi salah satu kunci menggaet nasabah-nasabah. Yoga berujar, pihaknya selalu berusaha meningkatkan kualitas aplikasi milik mereka, dengan meningkatkan variasi fitur di dalamnya.
“Kita terus melengkapi (fitur-fitur). Sekarang, kalau mau bayar PLN, bayar PAM itu gampang sekali. Mau top-up juga gampang sekali. Jadi, kami kuatkan fitur-fitur itu,” tambah Yoga.
Sebagai informasi, per Juni 2024, BCA Digital mencatat pertumbuhan aset mencapai 18,23 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp14,80 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat secara impresif sebesar 25,52 persen (yoy) dari Rp8,39 triliun menjadi Rp10,53 triliun. Kredit juga tumbuh 36,11 persen dari Rp3,92 triliun pada tahun 2023.
Peningkatan kinerja fungsi intermediasi ini pada akhirnya berdampak terhadap capaian laba bersih mereka, yang meroket 723,55 persen, dari Rp4,79 miliar menjadi Rp39,47 miliar. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Editor : Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More