Walikota Surakarta Respati Ardi (kanan) dan Direktur Keuangan & Manajemen Risiko SMF Bonai Subiakto (kanan) berbincang dengan masyarakat penerima bantuan rumah di Sangkrah, Surakarta, 14 November 2025. (Foto: Ari Astriawan)
Poin Penting
Surakarta – PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) melalui kolaborasi pentahelix antara special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), membangun total 56 unit rumah layak huni (RLH) di daerah kumuh kawasan Semanggi, Segmen Losari – Demangan, Sangkrah, Surakarta.
Dalam program ini, SMF berkolaborasi dengan badan usaha milik negara (BUMN) lain di bawah naungan Kemenkeu, yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), PT Geo Dipa Energi, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan PT Karabha Digdaya.
Pembangunan rumah layak huni untuk 56 kepala keluarga di Sangkrah ini menjadi bagian dari Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh, yang sudah dijalankan SMF sejak 2018.
Tahun ini, dalam joint program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kemenkeu dialokasikan dana sebesar Rp4,48 miliar untuk mengatasi kawasan kumuh di Sangkrah. SMF bertindak sebagai koordinator dan mengambil porsi sebesar Rp2,96 miliar untuk membangun 37 unit rumah layak huni.
Baca juga: BNI dan SMF Integrasikan Layanan Pembayaran Digital, Dukung Program 3 Juta Rumah
Bonai Subiakto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF mengatakan, sebelumnya SMF juga sudah melakukan hal serupa di Surakarta. Pada 2021, perseroan membangun 43 unit RLH di kawasan pemukiman kumuh Kelurahan Mojo, Surakarta.
“Rumah sebagai kebutuhan primer memiliki multiplier effect terhadap kualitas hidup penghuninya. Dengan rumah layak huni ini, kami tentu berharap dapat membuka jalan menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi mereka,” papar Bonai saat meninjau unit rumah layak huni di Sangkrah, Surakarta, Jum’at, 14 November 2025.
Rumah layak huni ini dibangun dengan konsep dua lantai di atas lahan seluas 20 meter persegi. Setiap unit dibangun seluas 40 meter persegi.
Di kesempatan sama, Wali Kota Surakarta, Respati Ardi, mengatakan, program penyelesaikan kawasan kumuh menjadi salah satu prioritas utama. Setiap tahun, Pemkot Surakarta selalu mengalokasikan dana sebesar Rp4-5 miliar untuk penataan kawasan kumuh.
“Di tengah keterbatasan transfer ke daerah (TKD) yang berkurang, kami tidak mengurangi anggaran untuk pengelolaan wilayah kumuh,” tegasnya.
Respati menambahkan, Kota Surakarta terus bertumbuh. Ke depan, kota ini didorong untuk menjadi kota metropolitan yang berbudaya. Maka itu, penataan kawasan kumuh menjadi prioritas, dan termasuk juga bagian dari upaya untuk meningkatkan indeks pembanguan manusia dan angka harapan hidup di Surakarta.
Baca juga: SMF Inisiasi Skema Pembiayaan RTO, Anak Muda Tanpa Slip Gaji Bisa Punya Hunian
Sebagai tambahan, saat ini 1.120 meter persegi dari total 2,1 hektare luas kawasan kumuh Sangkrah, kini telah dibangun rumah layak huni untuk masyarakat. Sisanya akan terselesaikan jika program penanganan skala kawasan yang sedang dilaksanakan oleh Pemkot Surakarta tuntas.
Program ini mencakup berbagai aspek kekumuhan, seperti kondisi jalan dan lingkungan, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan sampah, dan kondisi proteksi kebakaran. (*) Ari Astriawan
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More