Untuk penetrasi di pasar UMKM, Bank Mantap membuka jaringan baru di 34 kota dan penguatan infrastruktur TI. Sementara, untuk menggarap pasar pensiunan, Bank Mantap merangkul ASABRI dan mengandalkan Taspen.
Bank-bank yang selama ini menggarap pasar pensiunan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus bersiap-siap menghadapi kompetitor baru. Sebab, sejak setahun terakhir ini, Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) mulai masuk pasar ini. Dengan dukungan tiga institusi besar, yaitu Bank Mandiri, Taspen, dan Pos Indonesia sebagai induk usaha, Bank Mantap diprediksi bakal lari kencang. Seperti apa strateginya? Berikut wawancara Infobank dengan Nixon L.P. Napitupulu, Direktur Utama Bank Mantap, bulan lalu. Petikannya:
Seperti apa kontribusi segmen pensiunan bagi bisnis Bank Mantap pada 2015 lalu?
Tahun 2015 merupakan tahun awal bagi Bank Mantap masuk ke bisnis pensiunan. Lini bisnis baru Bank Mantap ini juga menyumbang pertumbuhan yang cukup signifikan dari sisi penyaluran kredit. Terjunnya Bank Mantap ke segmen pensiunan dipermudah dengan adanya dukungan dari tiga pemegang saham, yaitu Bank Mandiri, Taspen, dan Pos Indonesia.
Sampai dengan akhir 2015, jumlah kredit pensiunan yang telah disalurkan sebesar Rp187,6 miliar. Penyaluran kredit pensiunan tersebut juga didorong oleh pembukaan 16 jaringan kantor baru di luar Bali.
Apa yang mendasari pilihan Bank Mantap terjun ke segmen pensiunan?
Memang dari awal bank ini dibentuk untuk melayani pensiunan. Dalam visinya lebih ke sana. Taspen sebagai pemilik tentu saja mengharapkan kami support melayani pensiunan dengan biaya yang jauh lebih murah. Tujuannya tidak lain untuk kesejahteraan pensiunan. Kalau sekarang ini sebagian besar masih biaya mahal.
Seperti apa strateginya untuk bersaing selain sinergi dengan induk perusahaan?
Kami memperbaiki harga dan layanan. Kami punya layanan di cabang-cabang, membantu menguruskan proses pensiunan di Taspen. Terkait dengan harga, kami bisa menjual dengan biaya yang sangat bersaing, tidak hanya soal suku bunga, cara perhitungan bunga maupun asuransi dan biaya provisi dan administrasi juga.
Soal jaringan, apakah juga akan memanfaatkan jaringan yang dimiliki Pos?
Iya. Pemasaran kredit pensiun Bank Mantap sudah dapat dilayani di seluruh kantor pos yang ada di Indonesia.
Berapa target kredit untuk segmen pensiunan sampai dengan akhir tahun nanti?
Target kredit untuk segmen pensiunan di Rp2,1 triliun. Sampai dengan tengah tahun ini sudah mendekati Rp1 triliun.
Dengan kondisi saat ini, Anda yakin target tersebut tercapai?
Sangat optimistis. Saat ini pertumbuhan kami untuk segmen pensiunan itu lebih dari 100%. Non performing loan (NPL) kredit kami masih 0%.
Target market share di segmen pensiunan berapa pada tahun ini?
Masih kecil. Tapi, kami yakin tumbuhnya akan konsisten
Berapa target pertumbuhan sampai dengan akhir 2016 nanti?
Untuk meningkatkan pangsa pasar, khususnya di segmen pensiunan dan UMKM, Bank Mantap menargetkan pertumbuhan di atas rata-rata market perbankan. Penyaluran kredit ditargetkan tumbuh 215% secara tahunan atau diharapkan menembus Rp5 triliun.
Sejalan dengan kredit yang ditargetkan tumbuh tinggi, kami juga akan melakukan penguatan-penguatan di sisi pengendalian risiko. Rasio kredit bermasalah (NPL) akan dipertahankan maksimal di 0,8% sampai dengan akhir 2016. Sementara itu, aset Bank Mantap diharapkan dapat tumbuh 167% atau dapat mencapai Rp6 triliun pada akhir 2016.
Bagaimana dari sisi dana pihak ketiga?
Kami yakin mampu bersaing dengan peer group dan menargetkan pertumbuhan sebesar 233% atau mencapai Rp6 triliun. Pertumbuhan ini juga akan didorong oleh rencana kami untuk mengembangkan jaringan baru.
Melihat kondisi saat ini apakah separuh dari target bisa tercapai pada semester pertama?
Sampai dengan Mei, kami membukukan pertumbuhan kredit sebesar 151% secara tahunan menjadi Rp2,5 triliun. Di sisi pendanaan, kami tumbuh sebesar 173% secara tahunan menjadi Rp3 triliun. Sedangkan aset kami mencapai Rp3,7 triliun atau tumbuh 107% secara tahunan.
Kami yakin sampai dengan akhir semester pertama separuh target 2016 dapat terlampaui. Optimisme ini pun tidak berlebihan mengingat hingga akhir Mei produktivitas booking kredit meningkat hingga 362,62%.
Untuk mencapai target 2016, seperti apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Bagaimana strateginya?
Untuk mendukung pencapaian target 2016, kami telah menyusun beberapa inisiatif strategis yang akan dijalankan pada 2016, di antaranya pembukaan jaringan kantor baru di 34 kota di seluruh Indonesia, pengembangan tiga unit mobil kas keliling, dan penguatan infrastruktur TI.
Kami juga melakukan pengembangan manajemen risiko serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM. Mulai tahun ini, kami juga telah melakukan join rekrutmen dengan Bank Mandiri untuk jalur officer development orogram (ODP).
Untuk menambah potensi market pensiunan, kami juga akan menjalin kerja sama dengan PT ASABRI untuk bertindak sebagai mitra bayar pensiunan TNI/Polri. Pensiunan yang dikelola oleh PT ASABRI mencapai lebih kurang 30% dari total pensiunan selain pensiunan PNS yang dikelola oleh PT Taspen.
Ada rencana menambah modal?
Untuk meningkatkan permodalan, kami sedang dalam proses untuk meminta tambahan modal dari pemegang saham yang diperkirakan dilaksanakan pada kuartal/triwulan ketiga 2016. Peningkatan modal ini dilakukan untuk tetap menjaga rasio CAR bank seiring dengan peningkatan penyaluran kredit serta memenuhi ketentuan regulator terkait dengan alokasi modal inti (AMI) dalam rangka ekspansi jaringan kantor baru.
Apakah Bank Mantap juga berniat masuk atau memperkuat digital banking?
Kami percaya bahwa era digital banking telah datang dan untuk mengantisipasi hal tersebut, kami sedang dalam proses untuk mengembangkan layanan e-channel yang dapat digunakan oleh seluruh nasabah. Dengan dukungan kekuatan teknologi dari Bank Mandiri, tahun ini seluruh kartu ATM Bank Mantap telah dapat digunakan untuk bertransaksi di lebih dari 17.000 ATM Bank Mandiri. Gratis.
Pada semester kedua, kami mulai mengembangkan layanan mobile banking dan layanan kartu debit sehingga nantinya kartu ATM Bank Mantap dapat digunakan untuk berbelanja di lebih dari 285.000 merchant Bank Mandiri di Indonesia. (*) Novita Adi Wibawanti
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More