Perbankan

Bankir Asing Beberkan Dampak Ekonomi Global ke Industri Perbankan

Jakarta – Bankir asal Jepang President and Chief Executive Officer (CEO) (Representative Director) SMBC Akihiro Fukutome mengungkapkan sejumlah tantangan ekonomi global yang berpengaruh terhadap industri perbankan.

Akihiro Fukutome menjelaskan saat ini sedang terjadi perubahan kritikal yang signifikan di global. Misalnya saja di Jepang, partai politik yang berkuasa kehilangan suara mayoritasnya untuk pertama kali dalam 15 tahun terakhir.

Selain itu, administrasi pemerintahan baru telah terbentuk di Amerika Serikat (AS), Britania Raya dan di tahun depan Jerman akan menyelenggarakan Pemlihan Umum (Pemilu) secara tiba-tiba.

“Jadi, kita akan lihat (dampak), sejujurnya, saat ini sangat sulit untuk memenuhi produk bisnis kami, untuk menavigasi bisnis di situasi yang baru ini,” ujar Fukutome dalam Konferensi Pers SMBC Indonesia, Selasa, 3 Desember 2024.

Baca juga: Sah! Bank BTPN Resmi Berubah Nama jadi SMBC Indonesia

Fukutome juga menyebut bahwa suku bunga acuan global, khususnya Fed Fund Rate (FFR) sangat berpengaruh terhadap suku bunga di Jepang dan Indonesia.

Meskipun Bank Sentral AS telah memangkas suku bunganya, kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump disebut dapat berpengaruh terhadap arah the Fed ke depannya.

“Di Jepang, di Indonesia, suku bunga AS sangat penting dan sangat berpengaruh. Tapi, Anda tahu ini adalah periode pemangkasan suku bunga. Namun, di sisi lain, pemerintahan Trump baru ini terdengar sangat berpengaruh. Jadi, mungkin sangat sulit untuk melihat apa yang akan terjadi. Jadi, kita harus berhati-hati,” jelas Fukutome.

Sementara itu, Presiden Direktur SMBC Indonesia (BTPN) Henoch Munandar menambahkan, suku bunga tinggi merupakan suatu dinamika dalam siklus ekonomi yang pasti terjadi. Sehingga, dapat menyebabkan persaingan dana murah di industri perbankan.

Baca juga: Permata Bank Ramal Ekonomi RI 2025 Tumbuh 5,15 Persen, Ini Pendorongnya

“Salah satu fokus dari perbankan adalah itu kita mengusahakan untuk mendapatkan persaingan dana murah, yang menjadi salah satu sumber fokus dari industri perbankan,” pungkas Henoch.

Dalam hal ini, SMBC Indonesia akan menyesuaikan kemampuan utilitas dan fasilitas bank itu dalam mencapai target pertumbuhan kredit. Meski begitu, Henoch optimis bauran kebijakan pemerintah serta Bank Indonesia (BI) akan membantu perbankan dalam menghadapi situasi yang penuh gejolak ini.

“Kita berharap bahwa situasi ini tidak melemahkan perekonomian Indonesia di tahun 2025,” tandasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Debt Collector Itu Ekosistem Leasing, Menkomdigi Harus Bekukan Iklan “STNK Only” yang Jadi “Biang Kerok”

Oleh Eko B. Supriyanto, Pimpinan Redaksi Infobank Media Group DUA debt collector tewas di Kalibata.… Read More

27 mins ago

Kolaborasi Majoris AM dan Istiqlal Global Fund Luncurkan Program Wakaf Saham

Poin Penting Majoris Asset Management dan IGF-BPMI meluncurkan Program Wakaf Saham Masjid Istiqlal, memungkinkan masyarakat… Read More

6 hours ago

Saham Indeks INFOBANK15 Bergerak Variatif di Tengah Penguatan IHSG

Poin Penting IHSG tetap menguat, ditutup naik 0,46 persen ke level 8.660,59 meski mayoritas indeks… Read More

6 hours ago

Sun Life dan CIMB Niaga Kenalkan Dua Produk Berdenominasi USD

Wealth Practice bertajuk “Legacy in Motion: The Art of Passing Values, Wealth, and Business” persembahan… Read More

10 hours ago

BSI Salurkan Bantuan 78,8 Ton Logistik Senilai Rp12 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BSI dan BSI Maslahat menyalurkan bantuan 78,7 ton senilai Rp12 miliar bagi korban… Read More

19 hours ago

Daftar Saham Penopang IHSG Sepekan: BUMI, BRMS hingga DSSA

Poin Penting IHSG menguat 0,32 persen sepanjang pekan 8–12 Desember 2025 dan ditutup di level… Read More

19 hours ago