Jakarta – Bank Woori Saudara 1906 (BWS) menunjukkan kinerja cukup positif dengan pencapaian pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang solid hingga September 2024.
Dikutip dari laporan keuangan publikasi yang dirilis Kamis, 31 Oktober 2024, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan ekonomi, BWS berhasil meningkatkan DPK sebesar 6,12 persen secara tahunan (yoy), dari Rp29,72 triliun pada September 2023 menjadi Rp31,54 triliun pada periode yang sama di tahun ini.
Peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan yang signifikan pada giro yang naik 28,82 persen, meskipun terjadi sedikit penurunan pada tabungan. Adapun, deposito juga tumbuh sebesar 3,13 persen.
Dari sisi struktur dana, BWS yang dipimpin Kim Eungchul sebagai presiden direktur ini berhasil meningkatkan komposisi dana murah (giro dan tabungan), yang tercatat tumbuh 13,68 persen, sehingga mendorong rasio dana murah terhadap DPK menjadi 30,42 persen dari sebelumnya 28,40 persen. Ini merupakan capaian positif yang menunjukkan upaya BWS dalam mengurangi biaya dana melalui peningkatan dana murah.
Baca juga: Tumbuh 5,1 Persen, CIMB Niaga Cetak Laba Rp6,6 Triliun di Kuartal III 2024
Di lain sisi, kredit yang disalurkan oleh BWS mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri perbankan nasional. Dengan peningkatan sebesar 11,24 persen dari Rp43,08 triliun menjadi Rp47,93 triliun, pertumbuhan kredit BWS melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan yang tercatat sebesar 10,85 persen pada periode yang sama.
Keberhasilan ini menunjukkan kepercayaan nasabah terhadap bank serta keseriusan BWS dalam mendukung perekonomian nasional melalui penyaluran kredit produktif.
BWS membukukan aset Rp57,87 triliun di September 2024. Secara tahunan aset itu tumbuh 7,33 persen.
Terkait permodalan, BWS memperlihatkan performa yang impresif dengan kenaikan modal inti sebesar 40,97 persen menjadi Rp11,79 triliun. Hal ini menjadi fondasi kuat bagi bank dalam mengembangkan bisnisnya ke depan serta meningkatkan daya saing di tengah ketatnya persaingan di sektor perbankan. Rasio kecukupan modal (CAR) tetap stabil di angka 24,17 persen, menunjukkan bahwa bank tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan kesehatan permodalan.
Baca juga: Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp42 Triliun di Kuartal III 2024, Naik 7,56 Persen
Hanya saja, di sisi profitabilitas, laba bersih BWS mengalami penurunan sebesar 14,08 persen menjadi Rp453,93 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya beban operasional sebesar 20,42 persen, dari Rp591,05 miliar menjadi Rp711,75 miliar. Meski demikian, pendapatan bunga bersih tetap tumbuh walau tipis, yakni 1,67 persen. Hal ini tetap mencerminkan stabilitas dalam pendapatan inti bank.
Dari segi kualitas aset, BWS mencatat kenaikan pada rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross menjadi 1,86 persen dari sebelumnya 1,45 persen, sementara NPL net meningkat dari 0,98 persen menjadi 1,22 persen. Meskipun terjadi kenaikan, NPL BWS masih berada dalam batas yang sehat. (*) Ari Nugroho
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More
Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More