Ilustrasi: Gedung Bank Sulselbar/istimewa
Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) mencatatkan laba bersih sebesar Rp657,66 miliar sepanjang 2024. Pencapaian laba ini terkontraksi 1,38 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp666,90 miliar.
Meski mengalami koreksi, penyusutan laba bersih Bank Sulselbar relatif lebih baik di bandingkan sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) besar, yang pada periode sama mengalami penurunan hingga double digit.
Mengacu pada laporan keuangan perseroan, 23 Maret 2025, salah satu faktor penurunan laba Bank Sulselbar yang dipimpin Yulis Suandi sebagai direktur utama ini adalah akibat beban bunga yang merangkak naik. Hingga Desember 2024, beban bunga mengalami kenaikan 8,82 persen, dari Rp933,26 miliar menjadi Rp1,01 triliun.
Baca juga: Top! Laba Bersih Bank Kalsel Tumbuh 18,16 Persen Jadi Rp298,06 Miliar di 2024
Di sisi lain, pendapatan bunga bank tercatat tumbuh 1,82 persen menjadi Rp2,60 triliun. Namun, tekanan dari beban bunga membuat pendapatan bunga bersih perseroan terkoreksi 2,18 persen, dari Rp1,62 triliun di 2023 menjadi Rp1,59 triliun pada 2024.
Raihan laba Bank Sulselbar juga tertekan dari beban operasional perusahaan. Tercatat, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami kenaikan menjadi 74,69 persen, dari sebelumnya yang berada di level 71,40 persen.
Kabar baiknya, dari sisi intermediasi, penyaluran kredit dan pembiayaan Bank Sulsebar tetap tumbuh sepanjang 2024. Per Desember 2024, bank ini menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp23,44 triliun, atau naik 4,63 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp22,40 triliun.
Realisasi kredit dan pembiayaan tersebut terjaga kualitasnya. Ini tercermin dari rasion Non Performing Loan (NPL) gross dan NPL net yang berada di level 2,49 persen dan 0,76 persen. Rasio tersebut berada di bawah ambang batas yang ditentukan regulator, yakni 5 persen.
Dari sisi funding, Bank Sulselbar berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp20,17 triliun per Desember 2024. Raihan DPK ini naik tipis 0,19 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp20,13 triliun. Meski naik, struktur DPK dengan rasio dana murah (giro dan tabungan) turun dari 54,65 persen di 2023, menjadi 52,70 persen pada 2024.
Baca juga: Laba Bank Nagari Tumbuh 2,73 Persen jadi Rp538,07 Miliar di 2024
Pada 2024, Bank Sulsebar berhasil mencatatkan total aset Rp32,50 triliun, atau naik 5,55 persen ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp30,79 triliun.
Sementara dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) meningkat dari 28,61 persen menjadi 30,06 persen. Ini menunjukkan fondasi yang kuat bagi Bank Sulselbar untuk melakukan ekspansi.
Sedangkan rasio return on assets (ROA) terkoreksi dari 2,91 persen menjadi 2,47 persen, sementara return on equity (ROE) juga turun dari 15,44 persen menjadi 14,24 persen. Adapun loan to deposit Ratio (LDR) meningkat dari 111,24 persen menjadi 116,24 persen. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira… Read More
Jajaran Direksi dan Komisaris BTN berfoto bersama usai RUPS Tahunan yang diadakan di Jakarta. Direktur… Read More
Jakarta - Para pemegang saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah menyetujui akuisisi… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia menyesuaikan jadwal operasional selama libur Idulfitri 1446 H. Penyesuaian… Read More
Jakarta - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) telah menyiapkan layanan Sapa Raya 24 jam,… Read More
Jakarta – Mudik menjelang hari raya Idulfitri merupakan bagian dari tradisi yang dilakukan oleh masyarakat… Read More