Jakarta – Bank Sampoerna meyakini ditengah sentimen negatif seperti gejolak krisis perbankan global tak akan pengaruhi perekonomian di Tanah Air. CEO Bank Sampoerna, Ali Rukmijah menilai bahwa terdapat cukup alasan untuk tetap optimis pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan industri perbankan di tahun 2023 ini.
“Tidak hanya permintaan pinjaman/kredit terus menguat, tapi juga kecukupan modal di industri perbankan dan semakin padunya kolaborasi antara industri perbankan, fintech, dan industri lain, merupakan modal penting bagi pertumbuhan yang kuat dan berkualitas,” ujar Ali, dikutip, Kamis, 6 April 2023.
Tercermin dari kecukupan modal Bank Sampoerna yang kuat. Rasio tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/ CAR) Bank Sampoerna sebesar 33% pada akhir 2022. Aki menambahkan, sehingga dalam hal ini Bank Sampoerna siap melayani lebih banyak UMKM di 2023.
Hingga akhir tahun 2022, Bank Sampoerna telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp10,1 triliun, atau meningkat 18,5% yoy dibandingkan dengan akhir 2021. Dari peningkatan pinjaman tersebut telah berkontribusi sebanyak 300 ribu kepada unit usaha maupun perorangan, termasuk lebih dari 77 ribu UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Sehingga, hampir 40% dari pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna merupakan pinjaman usaha secara langsung ke UMKM. Memperhitungkan pinjaman multiguna yang diberikan ke UMKM dan pinjaman ke institusi keuangan yang kemudian menyalurkannya ke UMKM, maka sesungguhnya sekitar 62% pinjaman yang disalurkan Bank Sampoerna dimanfaatkan oleh UMKM.
Selain itu, menurut Ali, kinerja yang dicapai Bank Sampoerna tak lepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemanfaatan teknologi.
“Di tahun 2023 ini Bank Sampoerna telah bekerja sama dengan tidak kurang dari 40 perusahaan fintech, perusahaan multifinance, KSP, dan berbagai institusi keuangan lain untuk memberikan pendanaan pada lebih banyak UMKM dan masyarakat umum,” jelasnya.
Sebagai informasi, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp26,8 miliar sepanjang tahun 2022. Dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10,3% menjadi Rp10,4 triliun pada akhir tahun 2022. Pertumbuhan ini juga melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan secara keseluruhan yang tercatat di angka 9,4%.
Kemudian, Bank Sampoerna juga membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp830,2 miliar atau meningkat 15,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Kenaikan ini terutama dicapai melalui penurunan beban bunga sebesar hampir 32,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp384,4 miliar. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More