Jakarta – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) tetap mempertahankan kinerja yang solid di masa pandemi covid 19. Perusahaan berhasil membukukan total laba bersih pada akhir tahun 2020 sebesar Rp46,9 miliar, atau meningkat dibandingkan dengan laba pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp18,5 miliar.
Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan, hasil tersebut ditopang oleh layanan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pada akhir 2020, tidak kurang dari 16 ribu UMKM menerima pinjaman dari Bank Sampoerna. Secara keseluruhan Bank Sampoerna membukukan penyaluran kredit sebesar Rp8,2 triliun, atau meningkat 4,2% (yoy) dari penyaluran tahun sebelumnya sebesar Rp7,8 triliun.
“Sejalan dengan peningkatan laba, Bank Sampoerna juga mencatat kenaikan aset per 31 Desember 2020 sekitar 7,9% (yoy) menjadi sebesar Rp12,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 11,5 triliun,” ujar Ali Rukmijah di Jakarta, Kamis, 22 April 2021.
Kenaikan total aset itu sendiri lanjut Ali ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen UMKM sebesar Rp4,2 triliun, kredit korporasi sebesar Rp1,6 triliun, serta kredit konsumer sebesar Rp2,4 triliun.
Sementara itu, total DPK hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp 10,4 triliun atau naik 7,6% (yoy) dari DPK tahun sebelumnya sebesar Rp 9,7 trilun.
Tantangan yang terjadi di tahun 2020 antara lain terefleksikan dalam pendapatan usaha yang tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar 1,7% (yoy) menjadi Rp690,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp701,7 miliar.
Memahami bahwa tantangan masih mungkin berlanjut, khususnya terkait dengan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Bank Sampoerna mengalokasikan dana pencadangan sebesar 124,1% dari kredit bermasalah pada tahun 2020.
Rasio dana pencadangan terhadap kredit bermasalah ini naik 55,5% dari rasio yang sama pada akhir tahun 2019 sebesar 68,6%. Lebih jauh, kualitas kredit tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah bruto (gross NPL) pada tingkat 2,8% atau turun dari tahun sebelumnya pada tingkat 4,3%.
Kondisi dan kinerja keuangan Bank yang kuat juga tercermin dalam rasio kecukupan modal (CAR) yang berada di level 19,1% dan LDR di tingkat 78,4%.
“Dengan kinerja yang tetap solid di tahun lalu, Bank Sampoerna optimistis terus melanjutkan komitmen dalam membantu pertumbuhan bisnis UMKM sebagai salah satu sektor yang tangguh berhadapan dengan tantangan ekonomi yang belum menentu saat ini. Keadaan Bank Sampoerna yang baik juga dapat dilihat dari pemeringkatan oleh PEFINDO yang menilai kondisi kinerja keuangan perusahaan di level id A-/Stable. Kami yakin dapat mempertahankan kinerja pada tahun ini Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah yang telah mengeluarkan beragam kebijakan yang memungkinkan institusi perbankan terus mendukung kebutuhan pembiayaan para pengusaha UMKM sehingga mereka dapat merealisasikan kreativitas dan menjaga produktivitas di masa pandemi Covid-19 ini,” terang Ali.
Ali menambahkan, Bank juga telah menyesuaikan ketentuan PSAK 71 sejak awal tahun lalu dengan posisi modal inti saat ini sebesar Rp1,5 triliun.
Ali juga meyakinkan bahwa pemegang saham telah berkomitmen untuk meningkatkan modal inti ini, dengan atau tanpa mengundang investor baru, menjadi Rp2 triliun pada akhir tahun ini, sesuai dengan ketentuan modal minimum yang dipersyaratkan. (*)
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More