Jakarta – Bank Sampoerna hingga kuartal I-2023 membukukan laba bersih sebesar Rp18,4 miliar. Jumlah ini meningkat 42% yoy dibandingkan laba bersih kuartal I-2022 yang tercatat sebesar Rp13,0 miliar.
Hingga kuartal I-2023, Bank Sampoerna berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp2,9 triliun yang mana Rp1,4triliun, di antaranya secara langsung diberikan pada UMKM. Jumlah penyaluran pinjaman secara langsung ke UMKM ini meningkat 81% yoy dibandingkan penyaluran pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, Bank Sampoerna membukukan outstanding loan (pinjaman yang tercatat di neraca) sebesar Rp10,3 triliun, meningkat 20,5%, dibandingkan dengan pinjaman per akhir Maret 2022. Peningkatan ini berada di atas peningkatan pinjaman keseluruhan industri perbankan yang meningkat sebesar 9,9% pada periode waktu yang sama.
“Hampir 40% dari pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna merupakan pinjaman usaha secara langsung ke UMKM. Memperhitungkan pinjaman multiguna yang diberikan ke UMKM dan pinjaman ke institusi keuangan yang kemudian menyalurkannya ke UMKM, maka sesungguhnya sekitar 60% pinjaman yang disalurkan Bank Sampoerna dimanfaatkan oleh UMKM,” dijelaskan Henky Suryaputra, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, dalam keterangan resmi, dikutip, Jumat, 5 Mei 2023.
Baca juga: Turun 32,6% Laba Bank Jatim Tinggal Rp305,21 Miliar
Hengky menyebutkan, peningkatan penyaluran kredit yang terjadi tak dapat dilepaskan dari peningkatan dana pihakketiga (DPK). DPK yang dihimpun Bank Sampoerna per akhir Maret 2023 adalah sebesar Rp11,2 triliun, meningkat 23,1% yoy dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini melampaui peningkatan DPK yang dihimpun industri perbankan secara keseluruhan yang pada periode 12 bulan hingga akhir Februari 2023 meningkat sebesar 8,2%.
Selain kinerja yang baik, Bank Sampoerna juga memiliki struktur keuangan yang kuat. Peningkatan modal hingga menjadi lebih dari Rp3 triliun sejak Juni 2022 lalu mendukung rasio tingkat kecukupan modal (Capital AdequacyRatio/CAR) sebesar 34% pada akhir Maret 2023. Demikian total aset juga meningkat 26% menjadi Rp15,5 triliun hingga akhir Maret 2023.
Jumlah transaksi pada Sampoerna Mobile Banking saat ini mencapai puluhan ribu transaksi setiap bulannya. Jumlah ini meningkat sekitar 60% dibandingkan dengan jumlah transaksi bulanan yang terjadi pada kuartal pertamatahun 2022.
Fitur-fitur andalan seperti Sampoerna Mobile Saving, pembayaran melalui QRIS, transfer melalui BI Fast, beragam transaksi pembelian, hingga dukungan penyediaan kartu ATM yang dapat digunakan di mesin ATMbank mana pun secara gratis, berkontribusi pada pertumbuhan transaksi digital Bank Sampoerna. Tidak kurang dari 17 ribu nasabah telah menggunakan Sampoerna Mobile Banking hingga akhir Maret 2023.
“Kinerja yang dicapai pada kuartal I-2023 memberi kami motivasi tambahan untuk melayani UMKM dengan lebihbaik. Dan kami tahu kami tidak sendiri, bersama mitra dan masyarakat Bank Sampoerna akan terus mendukungpemberdayaan UMKM melalui pemaanfaatan teknologi yang tepat guna,” kata CEO Bank Sampoerna, Ali Rukmijah.
Ali menambahkan, Bank Sampoerna juga mengapresiasi atas berbagai kebijakan regulator yang berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasional dan efektivitas fungsi intermediasi perbankan di tengah berbagai tantangan global khususnya berupa kenaikan inflasi, pengetatan moneter di berbagai negara dan gangguan rantai pasok global (global supply chain disruption).
“Seturut misi Bank Sampoerna memajukan UMKM, kami sungguh berbesar hati bahwa kemi telah memberikan pinjaman ke tak kurang dari 200 ribu unit usaha maupun perorangan, termasuk tak kurang dari 60 ribu UMKM. Melalui dukungan pembiayaan yang diberikan, para pelaku UMKM dapat memanfaatkan berbagai momentum, seperti hari raya keagamaan dan melayani berbagai kebutuhan masyarakat setelah tertahan dalam kurun waktu tiga tahun belakangan karena kondisi pandemi,” ujar Ali.
Baca juga: Caplok Bank Maspion, KBank Siap Literasi Masyarakat
Lanjut Ali, terlepas dari berbagai tantangan dan risiko geopolitik yang ada, pihaknya dapat tetap optimis akanprospek ekonomi Indonesia tahun 2023. Mobilitas masyarakat yang hampir normal, momentum hari raya, dan IndeksKeyakinan Konsumen yang terus meningkat merupakan sebagian alasan untuk mengharapkan pertumbuhanekonomi yang baik di tahun 2023. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More