Jakarta – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) menutup tahun 2017 dengan pencapaian yang positif meskipun kondisi perekonomian Indonesia masih cukup menantang. Bank Sampoerna berhasil mencatatkan perolehan laba setelah pajak (audited) sebesar Rp36,57 miliar atau meningkat sebesar 6,4% dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya sebesar Rp34,38 miliar.
“Peningkatan laba tahun 2017 ini ditopang dengan meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sehingga mendukung peningkatan pendapatan bunga bersih Bank Sampoerna,” kata Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa 27 Maret 2018.
Tercatat peningkatan perolehan dana pihak ketiga sebesar 7,7% atau menjadi Rp6,7 triliun pada akhir 2017 dari hanya Rp6,2 triliun pada akhir tahun 2016. Selain itu, dana yang terhimpun dalam giro dan tabungan atau yang biasa disebut dengan dana murah, meningkat signifikan sebesar 23,2%. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan giro sebesar 82,7% dibandingkan dengan jumlah giro di tahun sebelumnya.
Sementara tabungan dan deposito meningkat masing-masing sebesar 9,0% dan 5,5% selama periode yang sama. Meski demikian, komposisi dana pihak ketiga masih didominasi oleh deposito, yaitu sebesar 85,8%.
“Peningkatan dana pihak ketiga menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat dan brand awareness Bank Sampoerna dari waktu ke waktu terus meningkat,” tambah Ali.
Peningkatan dana pihak ketiga ini, berdampak pada perolehan pendapatan bunga bersih yang meningkat sebesar 16,1% atau menjadi Rp532 miliar dari Rp458 miliar di tahun 2016. Seiring dengan hal tersebut, rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) juga meningkat menjadi di level 93,1% pada Desember 2017 dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar 91,50%.
Henky Suryaputra, Chief Financial Officer Bank Sampoerna menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan bunga bersih ini ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat sebesar 12,2% dari semula Rp922 miliar pada 2016 menjadi Rp1.034 miliar pada tahun 2017.
Hal ini juga didukung oleh peningkatan margin bunga bersih (net interest margin) yang mencapai sebesar 6,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang hanya sebesar 6,5%.
Sepanjang tahun 2017 pemegang saham melakukan setoran modal sebesar Rp150 miliar. Hal ini mencerminkan komitmen pemegang saham untuk mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna secara berkesinambungan. Adanya setoran modal ini ditambah dengan akumulasi laba yang diperoleh menjadikan total ekuitas Bank Sampoerna menjadi sebesar Rp1,3 triliun, dengan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) dijaga pada level 19,9%, jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
”Komitmen Pemegang Saham untuk terus mendukung Bank Sampoerna tercermin secara konsisten dengan dilakukannya setoran modal demi mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna ke depannya”, ujar Henky lebih lanjut.
Rasio keuangan lainnya dapat dicapai pada level yang baik, seperti ROA 0,65%, ROE 3,20% dan BOPO 93,92%. Secara total aset, Bank Sampoerna juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 8,8% menjadi Rp8,2 triliun dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp7,6 triliun.(*)
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed kembali memangkas… Read More
Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More