Chief Digital Business Bank Sahabat Sampoerna, Ivan Giarto (tengah), dalam acara Buka Puasa Bersama Bank Sampoerna di Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Bank Sahabat Sampoerna menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 10-12 persen pada tahun 2025. Target ini sejalan dengan tren industri, meskipun tahun sebelumnya penuh tantangan.
“Kalau pertumbuhan target kredit tahun ini, mungkin kita sesuai dengan industri, mungkin di 10-12 persen. Mengingat tahun lalu cukup tough untuk kita, jadi kalau secara target ya mau enggak mau mungkin di level rata-rata aja,” ujar Chief Digital Business Bank Sahabat Sampoerna, Ivan Giarto, dalam acara Buka Puasa Bersama Bank Sampoerna di Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025.
Untuk mencapai target tersebut, Bank Sampoerna akan menggenjot pembiayaan ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta memperluas jangkauan ke segmen wholesale.
Berbagai persiapan tengah dilakukan, termasuk membangun infrastruktur, merekrut tenaga ahli, dan meningkatkan produktivitas cabang dengan program edukasi bagi nasabah dan mitra.
Baca juga: Bank Sampoerna Bidik Pertumbuhan Kredit Dua Digit di 2025, Begini Strateginya
Di sisi digital, Bank Sampoerna akan memperkuat kemitraan dengan pelaku financial technology (fintech).
Selain itu, kerja sama di sektor konvensional juga diperluas dengan menggandeng mitra microfinance, perusahaan pembiayaan (multifinance), pegadaian, Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dan lembaga keuangan mikro lainnya.
Baca juga: Siap-siap! Bank Sampoerna Garap Paylater, Meluncur Tahun Ini
Saat ini, Bank Sampoerna memiliki sekitar 50 ribu nasabah dari segmen UMKM dan wholesale. Dari total penyaluran kredit, sekitar 70 persen disalurkan ke UMKM melalui mitra, sementara lebih dari 30 persen diberikan langsung kepada pelaku UMKM.
“Kami terus berupaya memperluas akses pembiayaan bagi UMKM, baik secara langsung maupun lewat kemitraan strategis,” timpal Corporate Communications and Investor Relations Head Bank Sampoerna, Ridy Sudarma.
“Kami optimistis strategi ini akan mendorong pertumbuhan bisnis sekaligus memperkuat peran Perseroan dalam mendukung sektor UMKM di Indonesia,” pungkasnya. (*)
Poin Penting Presiden Prabowo memerintahkan penertiban PBPH bermasalah, termasuk verifikasi, audit, dan pencabutan izin perusahaan… Read More
Poin Penting Garudafood dan Pemkab Gorontalo menandatangani MoU untuk pengembangan pertanian kacang tanah Rachmat Gobel… Read More
Poin Penting Pemerintah memperluas relaksasi KUR bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan… Read More
Poin Penting BRI rebranding jadi bank universal disertai transformasi bisnis dan budaya kerja. UMKM tetap… Read More
Poin Penting OJK resmi mencabut izin usaha BPR Bumi Pendawa Raharja di Cianjur karena bank… Read More
Poin Penting BSI siapkan uang tunai Rp15,49 triliun untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More