Perbankan

Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Rp500 Miliar ke BRMS

Jakarta – Bank Mega Syariah berpartisipasi dalam penyaluran pembiayaan sindikasi sebesar Rp500 miliar kepada PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Bank Mega Syariah menjadi satu-satunya bank syariah yang turut dalam memberikan pembiayaan sindikasi yang nilainya mencapai Rp2 triliun tersebut.

Bank Mega menjadi arranger dalam sindikasi tersebut. Sejumlah bank yang memberi fasilitas pembiayaan dalam sindikasi tersebut adalah Bank Mega, Bank Mega Syariah, Allo Bank, Bank SulutGo, dan Bank Sulteng.

Total sindikasi sebesar Rp2 triliun (sekitar USD121 juta berdasarkan kurs Rp 16.500), dilakukan dalam jangka waktu 12 bulan dan suku bunga 9,75 persen per tahun. Fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman sejumlah USD75 juta yang terdiri dari USD26 juta dari BNI, USD28 juta dari Bank Permata, dan USD21 juta dari Bank Mega.

Baca juga: Deteksi Rekening Dormant, Bank Mega Syariah Lakukan Hal Ini

Sisa fasilitas pinjaman yang sebesar USD46 juta akan digunakan untuk mendanai konstruksi proyek tambang emas bawah tanah di Palu, dan aktivitas pengeboran eksplorasi di Gorontalo.

Direktur Utama & Chief Executive Officer BRMS Agus Projosasmito mengatakan sebagian dari fasilitas pinjaman ini digunakan untuk mendanai konstruksi proyek tambang emas bawah tanah di Palu.

“Kami menargetkan produksi emas dengan kadar yang lebih tinggi daritambang bawah tanah di Palu dapat dimulai di tahun 2027. Sebagian dari fasilitas pinjaman juga diperlukan untuk mendanai kegiatan pengeboran eksplorasi di proyek tambang tembaga di Gorontalo. Kami berharap untuk dapat menambah jumlah cadangan dan sumber daya mineral yang ada dari kegiatan pengeboran tersebut,” ujar Agus Projosasmito.

Sementara, Charles Gobel, Direktur & Chief Financial Officer dari BRMS, menambahkan bahwa fasilitas pinjaman dari konsorsium Bank Mega ini merupakan langkah awal dalam pendanaan proyek-proyek mineral kami di Palu, Gorontalo, Banten, dan Aceh.

“Saat ini, kami juga dalam proses untuk mendapatkan fasilitas pendanaan lanjutan untuk pengembangan proyek-proyek mineral tersebut sampai selesai,” jelasnya.

Direktur Bisnis Bank Mega Syariah Rasmoro Pramono Aji mengatakan pembiayaan ini merupakan wujud nyata kepedulian Bank Mega Syariah  untuk mendukung kemajuan industri pertambangan di dalam negeri yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Industri tambang memiliki peran penting sebagai penggerak industri hilir yang memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara. Ke depan, kami akan terus aktif berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi untuk proyek-proyek strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Oney, sapaan akrab Rasmoro Pramono Aji.

Baca juga: Gandeng Smartfren, IIF Salurkan Kredit Sindikasi Senilai Rp500 Miliar

Oney menyampaikan bahwa partisipasi dalam sindikasi pembiayaan ini merupakan bagian dari strategi perseroan untuk memperluas portofolio pembiayaan korporasi serta mendukung ekspansi bisnis dan program hilirisasi industri nasional.

Hingga April 2025, Bank Mega Syariah telah menyalurkan pembiayaan ke sektor pertambangan dengan nilai total plafon mencapai lebih dari Rp1,7 triliun atau sekitar 35,73 persen total plafond pembiayaan korporasi per 23 Mei 2025.

Adapun pembiayaan korporasi per April 2025 adalah sebesar Rp3,9 triliun atau meningkat 25,9 persen dari April 2024.  Secara keseluruhan, total pembiayaan korporasi menyumbang sekitar 44 persen dari total pembiayaan Bank Mega Syariah yang sebesar Rp8,9 triliun atau naik 25,6 persen dari April 2024.

Galih Pratama

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

5 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

1 hour ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

1 hour ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago