Jakarta–PT Bank Mega Tbk mencatatkan perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp619 miliar selama semester pertama tahun ini. Kinerja laba tersebut sama besar dengan raihan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, bahwa kinerja semester pertama 2016 ditandai dengan pertumbuhan aset menjadi Rp64,8 Triliun atau tumbuh 3,63%.
“Bank Mega menerapkan strategi yang lebih konservatif dalam memberikan kredit, dimana kredit diberikan secara selektif kepada debitor dengan track record baik,” ucapnya dalam keterangan pers yang diterima redaksi di Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2016.
Dalam semester pertama 2016, porrtofolio kedit mengalami penurunan sebesar 10,5% menjadi Rp30, 9 triliun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp34,56 triliun. Penurunan ini, jelas Kostaman, disebabkan angsuran pelunasan kredit lebih besar dari pemberian kredit baru.
“Strategi Bank Mega dalam tahun 2016 adalah memaksimalkan perolehan laba serta menjaga likuiditas yaitu dengan menetapkan posisi LDR pada kisaran 65-70%,” tukasnya.
Dengan kondisi makro yang menyebabkan pelambatan pertumbuhan pada kredit, maka pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) disesuaikan dengan target LDR tersebut. LDR per 30 Juni 2016, tercatat sebesar 69,08% akibat penurnan DPK sebesar 10,1% menjadi Rp44,4 triliun, dibanding Rp49,42triliun pada Juni 2015.
“Bank Mega juga senantiasa melakukan upaya untuk menurunkan cost of fund dengan meningkatkan komposisi dana murah. Hal ini tercermin dengan komposisi dana murah yang menunjukan pertumbuhan 4,07% untuk Giro dan 1,73% untuk tabungan per 30 Juni 2016,” pugkas Kostaman. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More