Perbankan

Bank Mandiri Ungkap Jurus Lindungi Valas usai Tarif Resiprokal AS

Jakarta – Likuiditas valuta asing (valas) menjadi sorotan bagi perbankan domestik di tengah gejolak perekonomian global, pasca Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif resiprokal terhadap beberbai negara, termasuk Indonesia, yang memicu pelemahan nilai tukar rupiah.

Bank Mandiri optimistis bahwa likuiditas valas akan tetap terjaga melalui strategi pengelolaan likuiditas valas yang prudent, fleksibel, serta didukung oleh diversifikasi sumber dana yang solid.

Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara menjelaskan, Bank Mandiri tetap berada dalam posisi yang kuat untuk menjaga kestabilan dan kecukupan likuiditas secara berkelanjutan.

“Untuk menjaga likuiditas valas, Bank Mandiri memiliki berbagai macam alternatif untuk melakukan pendanaan baik melalui strategi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Valas, maupun pendanaan non-DPK (wholesale funding) melalui transaksi yang sifatnya bilateral, club deal, ataupun penerbitan surat utang,” kata Ashidiq kepada Infobanknews, dikutip, Kamis, 17 April 2025.

Baca juga: Bank Mandiri Hadirkan Solusi Digital untuk DHE SDA, Dorong Efisiensi Ekspor Nasional

Ia menyampaikan bahwa penyaluran kredit valas Bank Mandiri terus menunjukkan akselerasi positif sepanjang 2024, dengan pertumbuhan sebesar 10,12 persen secara year-on-year (yoy) per 31 Desember 2024.

“Pertumbuhan ini sejalan dengan komitmen kami dalam mendukung pembiayaan nasabah global, khususnya pelaku usaha yang membutuhkan eksposur dalam mata uang asing,” ujarnya.

Baca juga: Bank Mandiri Tiga Kali Berturut-turut Raih Puncak LinkedIn Top Companies Indonesia

Sementara itu, pada periode yang sama, Dana Pihak Ketiga (DPK) valas juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,92 persen yoy.

Adapun transaksi terbanyak masih berasal dari aktivitas trade finance dan treasury, yang menjadi kebutuhan utama nasabah korporasi dengan jaringan internasional.

“Terbaru, kami baru saja menerbitkan Euro Medium Term Note (EMTN) senilai USD800 juta pada 24 Maret 2025 dengan proceed yang digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan,” imbuhnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Debt Collector Itu Ekosistem Leasing, Menkomdigi Harus Bekukan Iklan “STNK Only” yang Jadi “Biang Kerok”

Oleh Eko B. Supriyanto, Pimpinan Redaksi Infobank Media Group DUA debt collector tewas di Kalibata.… Read More

21 mins ago

Kolaborasi Majoris AM dan Istiqlal Global Fund Luncurkan Program Wakaf Saham

Poin Penting Majoris Asset Management dan IGF-BPMI meluncurkan Program Wakaf Saham Masjid Istiqlal, memungkinkan masyarakat… Read More

5 hours ago

Saham Indeks INFOBANK15 Bergerak Variatif di Tengah Penguatan IHSG

Poin Penting IHSG tetap menguat, ditutup naik 0,46 persen ke level 8.660,59 meski mayoritas indeks… Read More

6 hours ago

Sun Life dan CIMB Niaga Kenalkan Dua Produk Berdenominasi USD

Wealth Practice bertajuk “Legacy in Motion: The Art of Passing Values, Wealth, and Business” persembahan… Read More

10 hours ago

BSI Salurkan Bantuan 78,8 Ton Logistik Senilai Rp12 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BSI dan BSI Maslahat menyalurkan bantuan 78,7 ton senilai Rp12 miliar bagi korban… Read More

19 hours ago

Daftar Saham Penopang IHSG Sepekan: BUMI, BRMS hingga DSSA

Poin Penting IHSG menguat 0,32 persen sepanjang pekan 8–12 Desember 2025 dan ditutup di level… Read More

19 hours ago