Categories: Perbankan

Bank Mandiri Tidak Khawatirkan Pertumbuhan Kredit Turun

Pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini yang lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dinilai sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini. Gina Maftuhah

Jakarta–Direktur Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wiryoatmodjo menyebut bahwa pihaknya tidak mengkhawatirkan pertumbuhan kredit yang masih rendah di semester pertama tahun ini. Kondisi ini, menurut dia, justru lebih aman dibandingkan dengan krisis di 1998 lalu.

Tiko, panggilan akrabnya menyebut, di tahun 1998, meskipun terjadi krisis ekonomi, banyak pihak terus menggeber  belanja modalnya tanpa banyak perhitungan dengan kondisi pasar yang sedang terjadi. Hal ini menyebabkan risiko kredit menjadi lebih tinggi.

“Persepsinya jadi banknya seret. Padahal karena permintaannya yang sedang kecil sehingga aplikasi kredit tidak bagus. Ini sebenarnya positif juga, karena berarti perusahaan di Indonesia lebih terstruktur dibandingkan 1998. Mereka lebih disiplin mengelola risiko,” kata Tiko di.

Biasanya, pertumbuhan kredit perbankan dalam satu tahun bisa mencapai 20 persen. Namun, tahun ini hanya ditargetkan sekitar 15 persen. Meski begitu, dia menyebut bahwa saat ini, kondisi perbankan sendiri  lebih sehat yang bisa dilihat dari sisi likuiditas.

“Likuiditas sudah lebih longgar makanya bunga deposito juga sudah turun. Makanya kredit harus dipacu dengan stimulus paket kebijakan ekonomi. Karena kan kita juga tidak bisa memaksa orang mengambil kredit,” tambah dia.

Paket kebijakan ekonomi pertama pemerintah yang dikeluarkan Rabu lalu, dinilainya, bermanfaat untuk menjaga agar daya beli masyarakat tidak turun. Hal ini penting mengingat kontribusi konsumsi domestik terhadap perekonomian sangat besar.

“Pemerintah harus membuat permintaan (demand) baru,” sebut mantan Direktur Eksekutif LPS ini.

Salah satu cara yang penting, menurutnya, adalah dengan rajin-rajin menyerap belanja anggaran seperti infrastruktur. Dengan hal ini, belanja-belanja di sektor lain juga akan terangkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Namun efeknya (paket kebijakan ekonomi) baru terasa sekitar tiga bulan,” tutupnya. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Naik 16,54 Persen, Impor RI Oktober 2024 Tembus USD21,94 Miliar

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Oktober 2024 sebesar USD21,94 miliar atau naik 16,54… Read More

3 mins ago

Bank Banten Ungkap Rencana Take Over Kredit ASN di Kabupaten Lebak dan Kota Serang

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More

19 mins ago

Ekspor RI Naik 10,69 Persen jadi USD24,41 Miliar di Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More

31 mins ago

Neraca Perdagangan RI Oktober 2024 Surplus USD2,48 Miliar

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar USD2,48… Read More

36 mins ago

RUPSLB Bank Banten Sepakati Pergantian Pengurus, Ini Susunan Direksi dan Komisaris Terbaru

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) baru saja menggelar Rapat Umum… Read More

47 mins ago

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Rp15.938 Imbas Sikap The Fed

Jakarta - Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring penguatan dolar… Read More

1 hour ago