Perbankan

Bank Mandiri Proyeksikan Kredit Tumbuh Lebih Rendah, Jika Restrukturisasi Dihentikan

Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk proyeksikan pertumbuhan kredit akan sedikit lebih rendah di tahun depan, jika kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dihentikan.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, bahwa keputusan tersebut nantinya akan dipengaruhi oleh kebijakan makro ekonomi yang terkait dengan the fed maupun respon dari bank sentral di Indonesia.

“Kemungkinan besar bahwa OJK tidak akan melanjutkan proses kebijakan restruktrurisasi kredit yang terdampak oleh covid-19, sehingga akan ada terjadi normalisasi dan juga bank-bank harus menyesuaikan kolektivitas ataupun kredit untuk akun yang direstru karena covid,” ucap Siddik dalam konferensi pers Public Expose, 15 September 2022.

Hingga akhir Juni 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bank Mandiri terus melandai menjadi Rp58,2 triliun. Jumlah tersebut sudah jauh lebih rendah dari posisi Juni 2021 sebesar Rp96,5 triliun.

Selain itu, Bank Mandiri juga memprediksi akan adanya tantangan kenaikan dari suku bunga Bank Indonesia (BI) yang dapat mempengaruhi kenaikan cost of fund (COF), sehingga perusahaan melakukan penguatan CASA ratio melalui livin dan kopra Mandiri.

“Kita punya CASA ratio melalui livin dan kopra, ini adalah strategi yang sudah kita mulai terapkan sejak 2021 yang lalu berhasil meningkatkan CASA ratio BMRI dari level kurang dari 65% menjadi 75% yang pada akhirnya ini juga kita yakini dapat menjaga cost of fund pada level yang sangat baik,” tambah Direktur Keuangan dan Strategi, Sigit Prastowo.

Ia juga menyatakan bahwa perusahaan memproyeksikan kenaikan cost of fund sebesar 10bsp dan dapat menjaga net interest margin (NIM) di posisi 5,4% atau sedikit lebih tinggi dengan melihat perkembangan kenaikan suku bunga BI  hingga akhir tahun.

Adapun Bank Mandiri mencatatkan kinerja keuangan yang progresif sampai kuartal II-2022 dan berhasil menjadi group keuangan terbesar yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi, antara lain terlihat dari pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebesar 61.66% YoY, rasio kredit macet yang turun menjadi 2,47%, serta rasio imbal hasil terhadap ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 23%. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

1 hour ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

2 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

5 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

6 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

6 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

8 hours ago