Perbankan

Bank Mandiri Optimistis Kredit Tumbuh di Atas Industri hingga Akhir 2025

Jakarta – Bank Mandiri optimistis target pertumbuhan kredit hingga akhir 2025 akan berada di atas rata-rata industri. Keyakinan ini seiring meningkatnya potensi permintaan kredit di tengah tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Direktur Risk Management Bank Mandiri, Danis Subyantoro mengatakan, dalam melakukan ekspansi bisnis hingga akhir tahun, perseroan akan tetap menjaga kualitas aset dengan target rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) berada pada level sehat.

“Prinsip kehati-hatian tetap menjadi ladasan agar keseimbangan antara profitabilitas dan kualitas pertumbuhan tetap dapat kami jaga,” kata Danis dalam konferensi pers Kinerja Kuartal II 2025, Jumat, 19 September 2025.

Baca juga: Bank Mandiri Beri Bocoran Dividen Tahun Buku 2025

Danis menegaskan Bank Mandiri akan fokus pada pembiayaan industri yang masuk ke dalam loan portfolio guideline perseroan. Portofolio tersebut dievaluasi secara berkala dengan mempertimbangkan kondisi makroekonomi, tren industri, dan dinamika pasar.

“Sektor-sektor prioritas meliputi industri makanan dan minuman, perkebunan energi dan air, serta telekomunikasi dan jasa kesehatan,” jelasnya.

Adapun penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri tercatat mencapai Rp1.701 triliun atau tumbuh 11 persen yoy. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan sebesar 7,03 persen yoy pada Juni 2025 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Meski demikian, Bank Mandiri melakukan revisi target pertumbuhan kredit 2025 menjadi 8–10 persen dari sebelumnya 10–12 persen.

Baca juga: Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp24,5 Triliun di Semester I 2025

Disebutkan bahwa perubahan target tersebut bertujuan mengoptimalkan portofolio pinjaman untuk meningkatkan profitabilitas perseroan. Seperti diketahui, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mandiri sendiri berada di kisaran 90 persen.

Selain itu, revisi juga dilakukan untuk menyelaraskan pertumbuhan kredit dengan ekspansi simpanan, serta memprioritaskan sektor-sektor yang sehat dan mendorong pertumbuhan rantai nilai berbasis ekosistem. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

46 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

52 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago