Jakarta – PT Bank Mandiri merespon kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS)/Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan mulai berlaku pada 1 Oktober 2023.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha mengatakan, Bank Mandiri menyambut baik inisiatif BI dalam kebijakan insentif likuiditas tersebut, karena sejalan dengan fokus utama pemerintah dalam mengakselerasi pertumbuhan sektor hilirisasi di Indonesia.
Hal ini sangat dibutuhkan Indonesia untuk bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan lepas dari middle income trap sehingga bisa menjadi negara maju.
Baca juga: Pengumuman! BI Tambah Insentif Likuiditas Perbankan, jadi Segini Besarannya
“Kami melihat Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) akan menambah likuiditas perbankan dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor hilirisasi, perumahan, pariwisata, inklusif termasuk UMKM dan KUR, serta ekonomi keuangan hijau,” ujar Rudi dikutip 10 Agustus 2023.
Terlebih, Bank Mandiri turut memperbesar portfolio di sektor hilirisasi karena outlook yang baik dari sektor-sektor tersebut. Dalam penyaluran pembiayaan, Bank Mandiri memiliki Loan Portfolio Guideline yang merupakan pedoman pertumbuhan kredit secara sektoral, dimana industri pengolahan, termasuk industri hilir merupakan salah satu target penyaluran kredit dengan pertimbangan prospek yang positif ke depannya dan kualitas yang masih terjaga dengan baik.
Adapun, sampai dengan Juni 2023 total penyaluran kredit Bank Mandiri secara bank only ke sektor pengolahan telah mencapai Rp141,9 triliun dengan kualitas yang semakin membaik.
Sejalan dengan itu, Bank Mandiri masih memiliki likuiditas yang memadai untuk menyalurkan pembiayaan dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, Bank Mandiri masih optimis kondisi Dana Pihak Ketiga (DPK) akan tumbuh sampai dengan akhir tahun 2023 sesuai dengan target yang direncanakan. Sehingga insentif tersebut dapat menyokong pertumbuhan kredit dan pengelolaan likuiditas Bank Mandiri dapat dilakukan secara prudent dan optimal.
“Seiring dengan itu, Kami selalu menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dan ekspansi kredit yang sehat, sehingga Bank Mandiri akan tetap dapat melakukan pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia,” jelas Rudi.
Baca juga: Begini Langkah Bank Mandiri Kurangi Kredit Sektor Non Ramah Lingkungan
Lebih lanjut, Bank Mandiri proyeksikan bisnis masih akan tetap tumbuh mengingat bahwa secara umum perbankan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk melakukan ekspansi bisnis sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut.
Dengan fokus pada penguatan ekosistem serta didukung oleh digitalisasi yang menyeluruh pada bisnis Bank Mandiri kami optimis target pertumbuhan kredit Bank Mandiri masih dapat tercapai yakni di kisaran 10 – 12 persen dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More