Jakarta – Sektor keuangan melihat permintaan terhadap pembiayaan berkelanjutan dan pembiayaan hijau cukup tinggi. Hal ini direspon oleh Bank Mandiri yang telah berkontribusi pada pembiayaan berkelanjutan dan pembiayaan hijau yang masing-masing sebesar Rp209,8 triliun atau 24,9% dan Rp96,8 triliun atau 11,5% share terhadap kredit Bank Mandiri.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan, dengan kontribusi yang telah dilakukan oleh Bank Mandiri, diharapkan dapat menjadi pemimpin pasar yang membawa base practice dalam merespon permintaan yang tinggi. Namun, di samping itu Bank Mandiri juga terus mempelajari tantangan-tantangan yang tidak mudah, seperti teknologi dan cost yang tinggi.
“Walaupun kami sadari bahwa tantangannya tidak mudah karena hal ini hal baru teknologi yang kita miliki juga mungkin banyak hal yang secara cost itu masih tinggi karena belum ada di Indonesia kami terus menencourage nasabah-nasabah bank mandiri mulai bergeser, kalau kita pakai referensi taksonomi hijau kelompok yang tadinya masih red bisa masuk ke kuning, yellow bisa ke green atau kita lihat dari pembiayaan yang brownfield ke greenfield,” ucap Darmawan dalam Side Event G20 “Scaling Up Green Finance in Indonesia” Bali, 15 Juli 2022.
Tantangan-tantangan yang perlu dihadapi tersebut, beberapa diantaranya adalah ekosistem di industri yang belum mature, teknologi yang ada belum efisien, adanya kompetisi dengan pembangkit listrik berbasis fossil fuel, pembiayaan yang umumnya bersifat jangka panjang sehingga lebih berisiko dengan pricing yang kompetitif, serta dibutuhkan dukungan regulasi yang lebih spesifik.
Oleh karena itu, diharapkan adanya kolaborasi antara pemerintah dan regulator dalam menyediakan guideline serta intensif bagi pelaku di sektor keuangan dan ekosistemnya untuk mendorong minat serta demand terhadap pembiayaan hijau.
“Perlu mungkin tambahan atau peningkatan technical competency sehingga kita bisa dorong pembiayaan-pembiayaan kepada sektor-sektor yang akhirnya bisa comply dengan ESG dan beberapa hal yang paling penting adalah kolaborasi, kolaborasi tidak hanya pemerintah regulator dan pelaku di sektor keuangan tapi juga sampe ke masyarakat yang harus mengerti bahwa inisiatif ini untuk menjaga planet bumi ini adalah tempat hidup yang baik,” ujarnya.
Adapun Indonesia memiliki 3 hutan yang masuk ke dalam 5 besar jajaran hutan terbesar di dunia, yaitu hutan tropis, hutan mangrove, dan hutan gambut yang memiliki potensi penting secara global dalam mengurangi emisi karbon dunia sebesar 1,8% atau sekitar 42 juta ton CO2. (*) Khoirifa
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More