Jakarta – Peredaran uang palsu menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri terus meningkat. Bank Indonesia (BI) sudah melakukan antisipasi terhadap maraknya peredaran uang ini.
Kerja sama yang dilakukan BI adalah dengan menggandeng pihak kepolisian untuk memberikan efek jera kepada para pelaku. Kerja sama lainnya adalah dengan pihak pengadilan untuk bisa meningkatkan hukuman untuk para pelaku.
Ronald Waas, Dewan Gubernur Bank Indonesia, mengatakan, jumlah uang palsu sudah semakin banyak saat ini. Hal ini diketahui karena BI bersama polisi langsung menemukan ke percetakannya. “Terakhir, sudah ditemukan 18 ribu lembar lebih,” tambahnya ketika ditemui di sela-sela Festival Smart Money Smart City yang diselenggarakan BI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dia melanjutkan, sampai saat ini, uang palsu paling banyak ditemukan di daerah Jawa, sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada lagi. Untuk memastikan uang palsu atau bukan, Ronald meminta masyarakat memahami cipur (ciri-ciri keaslian uang rupiah) dengan melaksanakan 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).
“Dilihat bagian sudut kanan, di etak dengan tinta khusus dan warnanya bisa berubah. Diraba, uang asli bahannya lebih kasar kalau uang palsu, bukan dibuat dari bahan dasar kapas,” tutupnya.(*) Indra Haryono
Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan bersama Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) bersinergi untuk meningkatkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 20… Read More
Jakarta - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk akhirnya buka suara ihwal penarikan varian rasa Indomie… Read More
Jakarta – Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex… Read More
Jakarta – Rupiah diproyeksi melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat setelah data Produk… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meralat pernyataan sebelumnya terkait dugaan korupsi dana tanggung jawab… Read More