Jakarta – Peredaran uang palsu menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri terus meningkat. Bank Indonesia (BI) sudah melakukan antisipasi terhadap maraknya peredaran uang ini.
Kerja sama yang dilakukan BI adalah dengan menggandeng pihak kepolisian untuk memberikan efek jera kepada para pelaku. Kerja sama lainnya adalah dengan pihak pengadilan untuk bisa meningkatkan hukuman untuk para pelaku.
Ronald Waas, Dewan Gubernur Bank Indonesia, mengatakan, jumlah uang palsu sudah semakin banyak saat ini. Hal ini diketahui karena BI bersama polisi langsung menemukan ke percetakannya. “Terakhir, sudah ditemukan 18 ribu lembar lebih,” tambahnya ketika ditemui di sela-sela Festival Smart Money Smart City yang diselenggarakan BI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dia melanjutkan, sampai saat ini, uang palsu paling banyak ditemukan di daerah Jawa, sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada lagi. Untuk memastikan uang palsu atau bukan, Ronald meminta masyarakat memahami cipur (ciri-ciri keaslian uang rupiah) dengan melaksanakan 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).
“Dilihat bagian sudut kanan, di etak dengan tinta khusus dan warnanya bisa berubah. Diraba, uang asli bahannya lebih kasar kalau uang palsu, bukan dibuat dari bahan dasar kapas,” tutupnya.(*) Indra Haryono
Poin Penting Majoris Asset Management dan IGF-BPMI meluncurkan Program Wakaf Saham Masjid Istiqlal, memungkinkan masyarakat… Read More
Poin Penting IHSG tetap menguat, ditutup naik 0,46 persen ke level 8.660,59 meski mayoritas indeks… Read More
Wealth Practice bertajuk “Legacy in Motion: The Art of Passing Values, Wealth, and Business” persembahan… Read More
Poin Penting BSI dan BSI Maslahat menyalurkan bantuan 78,7 ton senilai Rp12 miliar bagi korban… Read More
Poin Penting IHSG menguat 0,32 persen sepanjang pekan 8–12 Desember 2025 dan ditutup di level… Read More
Poin Penting IHSG naik 0,32 persen dalam sepekan ke level 8.660,49, serta mencatat rekor tertinggi… Read More