Categories: Ekonomi dan Bisnis

Bank Dunia : 2016, Ekonomi Indonesia Tumbuh Lebih Baik

Jakarta—Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik ditengah kondisi yang penuh tantangan tahun depan. Menurut Bank Dunia, Indonesia tidak hanya dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global, tetapi juga berbagai bencana seperti kebakaran hutan dan kabut asap, serta perlambatan ekonomi.

Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Dipo mengemukakan, kebakaran hutan dan asap tahun ini membawa kerugian 1,9% dari PDB. Ia menyebutkan, kebakaran hutan sangat bersar pengaruhnya terhadap pendapatan kotor atau PDB daerah yang terdampak.
“Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan asap tahun ini lebih dari dua kali biaya rekonstruksi Aceh pasca tsunami,” kata Ndiame pada peluncuran laporan triwulan ekonomi Indonesia, di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2015.

Kendati demikian, Bank Dunia memperkirakan, bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh positif di level 5,3%. Proyeksi ini lebih baik jika dibandingkan dengan proyeksi 2015 yang sebesar 4,7%.

Perlambatan ekonomi memang masih akan mewarnai pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ndieame menyebut, tingginya angka pengangguran sebagai salah satu pemicunya. Namun, lanjutnya, khusus kuartal ke-3 tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditolong oleh belanja publik yang lebih tinggi.

Untuk tahun depan, ekonom Bank Dunia itu menilai, sudah ada perbaikan komposisi belanja pada Anggaran 2016. Tapi Ndiame mengingatkan, semua tergantung implementasi.

Selain itu, Indonesia juga tetap harus mencermati perlambatan ekonomi global yang tahun depan diperkirakan masih akan terjadi. “Rendahnya penerimaan negara juga bisa jadi penghambat pertumbuhan Indonesia” imbuhnya.

Senada dengan Bank Dunia, Raden Pardede juga optimis bahwa ekonomi Indonesia akan kembali naik. “ Meskipun tidak secepat yang kita inginkan” ujar dia.

Untuk itu, tambah Raden, Indonesia perlu menggenjot penerimaan negara. Namun ia mengingatkan, agar tidak sekedar mengandalkan penerimaan dari sektor pajak saja.

“Sulit meningkatkan penerimaan dari pajak di saat ekonomi sedang menurun. Perlu cara lain agar Indonesia tumbuh,” kata dia.
Menurut Raden Pardede, pemerintah harus melakukan revisi anggaran secepat mungkin karena dulu anggaran dibuat berdasarkan target penerimaan yang sekarang tak tercapai. “Indonesia sebenarnya punya uang tapi harus dipakai, dan harus dipakai dengan tepat ,” pungkasnya.(*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Finalisasi KUB dengan Bank Jatim, Bank Banten Optimis Segera Teken Shareholder Agreement

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More

17 mins ago

MUFG Bank Cabang Jakarta Raih Laba Rp5,88 Triliun di September 2024, Tumbuh 22,74 Persen

Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More

29 mins ago

IHSG Sesi I Kembali Ditutup Anjlok 1 Persen Lebih ke Level 7.136

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More

54 mins ago

BPS Laporkan Impor Susu RI Naik 7,07 Persen per Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More

2 hours ago

Laba BCA Digital Terbang 532,7 Persen per September 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More

2 hours ago

Kinerja Positif, Seabank Salurkan Kredit Rp50 Triliun Lebih per Kuartal III 2024

Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More

2 hours ago