Jakarta – PT Bank Neo Commerce, Tbk (BNC) yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti mencatatkan laba bersih disepanjang 2020 sebesar Rp15,87 miliar. Laba tersebut mengalami penurunan 0,82% dibandingkan dengan laba bersih 2019 yang sebesar Rp16 miliar.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan mengatakan, penurunan laba tersebut sejalan dengan pernyaluran kredit perseroan yang juga menurun 4,19% (yoy) dari Rp3,82 triliun di 2019, menjadi sebesar
Rp3,66 triliun diakhir 2020. Selain itu, dana pihak ketiga juga turun 2,96% dari Rp4,06 triliun menjadi Rp3,94 triliun di 2020.
Meski begitu, bank dengan kode emiten BBYB ini masih mampu mencatatkan total aset sebesar Rp5,42 triliun hingga akhir tahun lalu. Angka tersebut mengalami pertumbuhan mencapai 5,86% bila dibandingkan dengan totak aset di tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp5,12 triliun.
“Kami masih bisa membukukan laba di 2020. Meski ada pandemi, lana kamu sebesar Rp15,87 miliar,” ujar Tjandra Gunawan dalam press conference virtual, Senin, 8 Maret 2021.
Bank yang sudah bertransformasi menjadi bank digital ini mengaku sangat serius untuk mewujudkan pengalaman perbankan baru bagi masyarakat. Salah satu bentuk keseriusan tersebut, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan berbagai penyedia layanan teknologi terkemuka di dunia, diantaranya dengan Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud.
“Kami memposisikan bank kami sebagai bank digital atau neo bank. Pandemi telah membuat kebutuhan bank secara digital semakin dibutuhkan,” ucapnya.
Transformasi yang terjadi pada BNC tidak hanya dengan perubahan nama saja, tapi juga meliputi perubahan fundamental yang tercermin dari perubahan bentuk layanan dari sebelumnya konvensional menjadi digital. Perubahan ini juga meliputi jenis layanan, cara melayani dan berkomunikasi dengan nasabah. Dengan begitu, perseroan akan menjangkau lebih luas pangsa pasar ke generasi muda yang terbiasa dengan teknologi.
Sebagai informasi, Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce, dan di tahun 2020 bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK). (*)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More