Ilustrasi: Kantor Bank Danamon. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), anggota grup finansial MUFG, mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp2,8 triliun hingga kuartal III 2025, tumbuh 21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh penurunan biaya kredit yang konsisten serta pertumbuhan sehat pada penyaluran kredit dan penghimpunan dana.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, pendapatan operasional konsolidasian Bank Danamon mencapai Rp14,4 triliun, meningkat 1 persen yoy.
Sementara itu, pre-provision operating profit (PPOP) tumbuh 2 persen yoy menjadi Rp6,4 triliun, seiring beban operasional yang stabil dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Baca juga: Bank Danamon Targetkan 30 Persen Pembiayaan Berkelanjutan dalam 5 Tahun
Direktur Utama BDMN, Daisuke Ejima, menjelaskan bahwa sepanjang sembilan bulan pertama pada 2025, kinerja bisnis yang positif itu merupakan hasil dari komitmen Danamon membangun bisnis dengan pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan, implementasi tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik, serta dengan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian.
“Melalui strategi tumbuh bersama sebagai satu grup finansial, Danamon selalu berupaya menjadi penyedia solusi finansial terbaik bagi nasabah, bersama dengan MUFG sebagai perusahaan induk, anggota grup perusahaan, dan para mitra strategis,” ucap Daisuke dalam keterangan resmi dikutip Minggu, 2 November 2025.
Lalu, dalam aspek intermediasi, per 30 September 2025, Danamon mencatatkan total kredit dan trade finance konsolidasian sebesar Rp196,2 triliun, tumbuh 5 persen yoy.
Baca juga: Kolaborasi Danamon, Manulife, dan Prasmul Hadirkan Produk Tabungan-Asuransi Jiwa
Pertumbuhan total kredit dan trade finance ditopang pertumbuhan 9 persen pada kredit lini bisnis Enterprise Banking and Financial Institution, 12 persen pada lini bisnis Consumer Banking, beserta dengan pertumbuhan 6 persen pada kredit lini bisnis SME Banking.
Sedangkan, dari sisi penghimpunan dana, total simpanan pihak ketiga yang dihimpun konsolidasian sebesar Rp170,3 triliun, tumbuh 14 persen yoy. Dari jumlah tersebut, jumlah pendanaan granular yang dihimpun tumbuh sebesar 4 persen yoy.
Adapun, capaian profitabilitas dan pertumbuhan bisnis tersebut diiringi dengan kualitas aset yang tetap terjaga. Rasio loan-at-risk (LAR), dengan turut memperhitungkan penundaan pembayaran sebagai akibat dari pandemi COVID-19, membaik 250 basis poin yoy mencapai 9,0 persen.
Kemudian, rasio cakupan NPL atau NPL coverage ratio mencapai 274,9 persen, meningkat 260 basis poin yoy. Rasio NPL bruto membaik 20 basis poin yoy mencapai 1,8 persen. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Bank Mandiri membagikan dividen interim sebesar Rp9,3 triliun atau Rp100 per saham, sesuai… Read More
Poin Penting Jumlah investor pasar modal tembus 20 juta SID, naik 34,8 persen dibanding akhir… Read More
Poin Penting Emas Galeri24 dan UBS yang diperdagangkan di Pegadaian kembali menguat pada Jumat, 19… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,56 persen ke level 8.666,65, dengan mayoritas saham menguat meski… Read More
Poin Penting Rupiah menguat tipis pada pembukaan perdagangan Jumat (19/12/2025) ke level Rp16.714 per dolar… Read More
Poin Penting CGS International Sekuritas memprediksi IHSG hari ini (19/12) bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat,… Read More