News Update

Bank Asing Harus Dukung Perekonomian Nasional

Jakarta–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan keberadaan asing di industri perbankan tanah air harus bisa memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Hal ini terkait dengan porsi aset perbankan di Indonesia yang terafiliasi dengan investor asing mencapai 33,5 persen.

Saat ini, total aset perbankan Indonesia sebesar Rp6.839 triliun, yang disumbangkan oleh 118 bank umum dengan total kantor cabang mencapai 32.769. Sementara untuk bank perkreditan rakyat (BPR), menurut data OJK ada sebanyak 1.634 bank dengan kontribusi aset Rp110 triliun.

“Bank asing atau domestik tidak masalah yang penting kontribusinya,” tukas Direktur Pengawasan Bank II OJK, Anung Herlianto kepada Infobank di sela Pelatihan Wartawan di Bogor, Sabtu, 1 April 2017.

Beberapa negara di dunia, lanjutnya, bahkan tidak memiliki bank domestik, seperti Selandia Baru. Di negara-negara yang secara ekonomi sudah sangat baik pun, porsi kepemilikan asingnya tetap ada. Anung menyontohkan seperti yang terjadi di bank kedua terbesar di Malaysia, CIMB.

Dalam praktik usahanya di Indonesia, keberadaan asing di perbankan Indonesia bisa dibagi menjadi tiga kriteria yakni kantor cabang bank asing (KCBA), bank campuran dan bank domestik yang mayoritas dimiliki investor asing. Khusus untuk KCBA, yang notabene murni merupakan entitas asing, regulator dalam hal ini OJK telah menutup izin baru. Bank-bank asing yang hendak masuk ke pasar perbankan tanah air harus membentuk anak usaha yang berbadan hukum Indonesia.

Bahkan dalam aturan kepemilikan saham bank umum, regulator dengan tegas telah menetapkan porsi kepemilikan saham perbankan maksimal 40 persen. Demikian, baik investor baru asing maupun lokal saat ini hanya bisa maksimal memiliki 40 persen saham sebuah bank di Indonesia.

“Jadi tdak menjadi masalah sepanjang bank-bank asing tersebut memberi kontribusi luas pada perekonomian, membantu inklusi keuangan dengan perluasan akses masyarakat pada layanan sektor keuangan dan pemiliknya senantiasa memperkuat permodalan bank,” papar Anung.

Menurutnya, selama bank asing bisa memberikan kontribusi akan sangat membantu bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Ini mengingat target pertumbuhan ekonomi dan kredit yang tinggi terkadang tidak disertai ketersediaan likuiditas yang memadai untukk mendukung pertumbuhan tersebut. Sehingga diperlukan aliran dana masuk ke domestik.

“Dalam hal ini bank-bank asing dapat membantu melalui setoran modal ataupun aliran likuditas dari jaringannya di luar negeri untuk mendukung pertumbuhan kreditnya,” tandas Anung. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Dwitya Putra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

1 hour ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

2 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

3 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

22 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

22 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

22 hours ago