Ilustrasi pelayanan Bank Aceh Syariah. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Kinerja PT Bank Aceh Syariah masih mengalami tekanan pada kuartal III 2025. Laba bersih tercatat terkoreksi, meski demikian pertumbuhan dana pihak ketiga dan aset masih menununjukkan tren positif.
Berdasarkan laporan keuangan September 2025 yang dikutip 4 November 2025, laba bersih bank yang dipimpin oleh Fadhil Ilyas sebagai direktur utama ini tercatat Rp287,45 miliar, turun 4,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp301,12 miliar.
Salah satu pemicu penurunan laba bersih Bank Aceh Syariah adalah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang mengalami kenaikan dari 79,87 persen di September 2024 menjadi 81,12 persen pada September 2025. Ini menandakan bahwa perseroan belum maksimal dalam mengendalikan biaya, sehingga menekan profitabilitas.
Baca juga: Bank Jakarta Kantongi Laba Rp520,81 Miliar di Kuartal III 2025, Tumbuh 1,46 Persen
Pada pos provisi juga tercatat mengalami penurunan 6,19 persen dari Rp115,33 miliar pada September 2024 menjadi Rp108,18 miliar di September 2025. Pun demikian dengan rasio net imbalan (NI) yang turun dari 6,76 persen ke 6,55 persen dan net operation margin (NOM) terkoreksi dari 1,15 persen menjadi 1,09 persen.
Kenaikan cost to income ratio (CIR) dari 71,04 persen di September 2025 menjadi 73,04 persen, turut andil memengaruhi profitabilitas perseroan.
Meski demikian, kinerja intermediasi Bank Aceh Syariah tetap solid. Hingga September 2025, total pembiayaan tumbuh 3,14 persen menjadi Rp20,59 triliun, naik dari Rp19,96 triliun pada September 2024.
Sejurus dengan pembiayaan yang tumbuh, pendapatan setelah distribusi bagi hasil ikut naik tipis 0,68 persen menjadi Rp1,44 triliun.
Dari sisi pendanaan, DPK mencatatkan kenaikan signifikan 8,35 persen menjadi Rp26,96 triliun, menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat Aceh terhadap layanan perbankan syariah daerah yang semakin kuat.
Sementara dari rasio keuangan lainnya, return on asset (ROA) tercatat mengalami penurunan dari 1,80 persen menjadi 1,67 persen. Sedangkan return on equity juga turun dari 11,82 persen menjadi 11,66 persen.
Kualitas aset juga mengalami tekanan di September 2025. Ini tercermin dari non performing financing (NPF) gross dan NPF net kompak mengalami kenaikan.
Detailnya, NPF gross naik dari 1,55 persen ke 2,59 persen, sedangkan NPF net merangkak naik dari 0,37 persen menjadi 1,17 persen. Meski demikian, rasio NPF tersebut masih di bawah ambang batas regulator yang sebesar 5 persen.
Baca juga: Bank Banten Kantongi Laba Rp10,70 Miliar di Kuartal III 2025, Melonjak 43,34 Persen
Menutup kuartal III 2025, total aset Bank Aceh Syariah naik 4,80 persen menjadi Rp31,03 triliun dari Rp29,60 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Meski menghadapi tekanan margin dan efisiensi, kinerja Bank Aceh Syariah di kuartal III 2025 masih mencerminkan ketahanan bisnis syariah regional yang adaptif.
Fokus pada pembiayaan produktif serta optimalisasi dana murah (CASA) diperkirakan menjadi strategi utama untuk menjaga profitabilitas hingga akhir tahun. (*)
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More