News Update

Banjir Dana Repatriasi, BI Sarankan Bank Jaga LDR

Jakarta–Bank Indonesia (BI) memperkirakan akan ada kelebihan likuiditas di instrumen investasi perbankan seperti deposito. Hal ini merupakan dampak dari masuknya dana repatriasi pengampunan pajak (tax amnesty).

Dalam hitungan BI, dana repatriasi yang masuk tahun ini diperkirakan mencapai Rp560 triliun. ‎Dari jumlah tersebut, sebagian besar peserta tax amnesty lebih memilih deposito untuk berinvestasi setelah tiga tahun ditempatkan di instrumen pintu masuk. Pasalnya, deposito dianggap sebagai instrumen yang pasti.

Jika hal tersebut terjadi, maka dikhawatirkan rasio dana pihak ketiga, khususnya deposito, akan lebih tinggi dibandingkan pinjaman (loan to deposit ratio/LDR). Oleh sebab itu, pemerintah diminta untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, sehingga LDR masih terjaga di level aman.

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, selain ke sektor perbankan, aliran dana repatriasi tax amnesty ini diharapkan bisa masuk juga ke sektor riil yang sifatnya produktif. Arahan BI ini juga sejalan dengan masih lambatnya permintaan kredit, sehingga dikhawatirkan likuiditas bank terlalu longgar yang tentu hal ini juga tidak baik bagi bank.

“Kalau saya lihat kalau misalnya ada tax amnesty ada aliran dana masuk itu memang LDR akan menurun, kita tentu mengharapkan agar tax amnesty bisa di-channeling di sektor riil biar betul menjadi kegiatan yang produktif,” ujar Agus di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu malam, 20 Juli 2016.

Sedangkan bank sentral sendiri mematok level LDR agar tak melampaui batas 92%. Namun demikian, Agus menyatakan, dengan masuknya dana repatriasi tax amnesty ke perbankan yang ditunjuk sebagai bank persepsi ini, maka diperkirakan dana pihak ketiga juga akan ikut naik dan membuat LDR menjadi lebih turun.

“Tetapi kalau di awal mungkin dia akan ada di pasar uang atau masuk di perbankan. Nanti kalau seandainya sudah dalam periode tertentu kita harapkan ini semua bisa di-channeling ke sektor riil yang lebih produktif karena sektor riil bisa sektor properti, non properti ataupun investasi keuangan yaitu misalnya kaya di obligasi ataupun di saham-saham yang ada di pasar modal,” ucapnya. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

2 hours ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

3 hours ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

4 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

16 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

17 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

18 hours ago