Moneter dan Fiskal

Banggar Restui Postur RAPBN 2019 Dibawa ke Paripurna

Jakarta – Badan Anggaran (Banggar) DPR telah menyepakati postur RAPBN 2019 untuk dibawa ke Rapat Paripurna pada esok hari. Berdasarkan kesepatan yang diperoleh antara Banggar dengan Menteri Keuangan, Kepala Bapenas dan Gubernur Bank Indonesia sejumlah postur tak mengalami perubahan berarti dibanding postur sementara yang sebelumnya telah disepakati.

Keputusan diambil berdasarkan 10 fraksi dan terdapat ada 3 fraksi menyetujui dengan catatan serta 1 fraksi tidak memberikan pendapat atau bersifat abstain. Rapat sendiri dipimpin oleh Ketua Banggar Azis Syamsuddin, diputuskan bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 ditargetkan sebesar 5,3 persen.

“Jadi berkaitan dengan Panja dapat kita setujui, berkaitan dengan pembiayaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bisa kita sepakati postur APBN 2019,” kata Aziz di Kompleks DPR RI Jakarta, Selasa 30 Oktober 2018.

Begitu juga dengan inflasi ditetapkan sebesar 3,5 persen, tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan sebesar 5,3 persen, harga minyak mentah Indonesia sebesar US$70 per barel, dan lifting gas 1,25 juta barel setara minyak per hari.

Hal lain terkait nilai tukar rupiah mengalami perubahan menjadi Rp15.000 per dolar AS, dari sebelumnya dalam Nota Keuangan RAPBN 2019 sebesar Rp14.400 per dolar AS. Lifting minyak juga mengalami perubahan menjadi 775.000 barel per hari dari sebelumnya 750.000 ribu barel per hari.

Dengan adanya perubahan kurs rupiah dari Rp14.400 menjadi Rp15.000 menimbulkan konsekuensi yakni pendapatan negara yang meningkat menjadi Rp2.165,1 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp2.142,5 triliun. Secara rinci, penerimaan perpajakan ditargetkan sebesar Rp1.786,4 triliun, lebih tinggi dari sebelumnya Rp1.781 triliun dengan tax ratio sebesar 12,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) ditargetkan Rp378,3 triliun dari sebelumnya Rp361,1 triliun.

Sementara belanja negara ditargetkan sebesar Rp2.461,1 triliun, naik Rp21,4 triliun dari sebelumnya dalam Nota Keuangan sebesar Rp2.439,7 triliun.  Secara rinci, belanja pemerintah pusat menjadi Rp1.634,3 triliun, yang terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) Rp855,5 triliun dan belanja non-K/L menjadi Rp778,9 triliun. (*)

Suheriadi

Recent Posts

AXA Mandiri Meluncurkan Produk Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera

Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More

5 hours ago

Bank NTT dan Bank Jatim Resmi Jalin Kerja Sama Pembentukan KUB

Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More

6 hours ago

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

7 hours ago

AXA Mandiri Hadirkan Asuransi Dwiguna untuk Bantu Orang Tua Atasi Kenaikan Biaya Pendidikan

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More

9 hours ago

Sritex Pailit, Pemerintah Diminta Fokus Berantas Impor Ilegal dan Revisi Permendag 8/2024

Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More

9 hours ago

Pemerintah Bahas Revisi PP 51 Terkait Upah Minimum Provinsi

Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pemerintah tengah membahas revisi Peraturan… Read More

9 hours ago