Info Anda

Bakti BCA dan Nicholas Saputra Dampingi Penenun Sumba Timur Hadirkan Wastra Warna Alam

Poin Penting

  • Bakti BCA bersama WARLAMI mendampingi 50 penenun Sumba Timur mengembangkan wastra warna alam berkelanjutan sebagai upaya pelestarian budaya dan peningkatan daya saing.
  • Koleksi wastra terinspirasi Tanah Marapu menampilkan motif filosofis Sumba Timur yang diperkaya syair karya penulis lokal, memperkuat nilai budaya dan identitas daerah.
  • Program ini mendorong penguatan ekonomi penenun, mulai dari peningkatan nilai jual di pasar eco-fashion hingga pembentukan koperasi untuk memperkuat kelembagaan perajin.

Sumba – PT Bank Central Asia Tbk (BCA), melalui Bakti BCA sebagai payung program corporate shared value (CSV), mewujudkan komitmen pelestarian budaya tenun kain dan penggunaan bahan pewarna alami.

Hal itu dilakukan melalui program Pembinaan Wastra Warna Alam, salah satunya kepada kelompok penenun Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Puncak rangkaian program Pembinaan Wastra Warna Alam sepanjang 2024-2025 ditandai dengan pengenalan ragam wastra karya para penenun Sumba Timur, yang berlangsung Jumat, 12 Desember 2025.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 50 penenun Sumba Timur dari 4 kelompok penenun, yakni Kambatatana, Wukukalara, Kawangu, dan Prai Kilimbatu.

Baca juga: BCA Loloskan 15 MUA Tuli Bakti BCA, Siap Diterjunkan ke Industri Profesional

Acara digelar bersama Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI) tersebut dihadiri Duta Bakti BCA Nicholas Saputra, VP Corporate Social Responsibility BCA Titi Yusnarti, VP Corporate Communication BCA, Mas Wendiyanto Saputro, dan Ketua WARLAMI Myra Widiono.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyampaikan, pihaknya memandang para penenun Sumba Timur sebagai tangan yang menjaga warisan budaya Nusantara. 

Menurutnya, salah satu tantangan yang para penenun Sumba Timur hadapi adalah penguasaan teknik pewarnaan alami di tengah berkembangnya industri eco-fashion.

"Melalui program pembinaan yang dilaksanakan bersama WARLAMI, BCA ingin memastikan keahlian penenun tidak hanya terjaga dan berkesinambungan, tetapi juga mampu bersaing di pasar modern," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip, Rabu, 17 Desember 2025.

"Inisiatif ini diharapkan memperkuat posisi tenun Sumba sebagai simbol budaya yang lestari sekaligus membuka peluang ekonomi lebih luas bagi para pengrajin lokal," sambungnya.

Motif Tenun Sarat Filosofi Tanah Marapu

Koleksi wastra ini menghadirkan motif-motif khas Sumba Timur yang sarat makna filosofis dan telah mengakar dalam kehidupan masyarakat.

Ragam motif tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk syair oleh penulis asal Sumba, Diana Timoria, yang merekam keindahan bumi Sumba Timur lewat karya berjudul “Menenun Rasa, Mengikat Masa” dan “Menenun Ingatan Tentang Tanah Marapu” yang dibacakan secara langsung dalam kegiatan oleh seorang penenun.

Syair tersebut lahir dari visual dan simbol yang telah lama hidup dalam tradisi tenun Sumba Timur, sekaligus merekam relasi masyarakat dengan alam dan kepercayaan Marapu.

Baca juga: Rekonstruksi Bencana Sumatra Diproyeksi Tembus Rp70 T, Ekonom BCA Wanti-Wanti Fiskal

Selain meningkatkan kualitas estetika dan nilai budaya, pemanfaatan warna alam juga memperkuat posisi wastra Sumba Timur di pasar eco-fashion berkelanjutan.

Produk tenun warna alam memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan berpotensi menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan yang berkesinambungan bagi para penenun dan keluarga mereka.

Page: 1 2

Yulian Saputra

Recent Posts

Melantai di Bursa, Saham Superbank (SUPA) Sentuh ARA

Poin Penting Harga saham PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) naik 24,41 persen ke level… Read More

6 hours ago

Harga Emas Galeri24 dan UBS Turun, Antam Naik Tipis Hari Ini

Jakarta – Harga emas produk Galeri24, UBS dan Antam yang diperdagangkan di Pegadaian pada Rabu, 17… Read More

7 hours ago

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp16.667 per Dolar AS

Poin Penting Rupiah dibuka menguat 0,14 persen ke level Rp16.667 per dolar AS pada Rabu… Read More

7 hours ago

IHSG Kembali Dibuka Menguat pada Level 8.711, Jelang RDG BI

Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,29 persen ke level 8.711 jelang Rapat Dewan Gubernur Bank… Read More

7 hours ago

Rekening Dorman dan Hak Nasabah di Era Digital

Oleh Wilson Arafat, GRC and ESG Specialist REKENING bank yang tidak aktif (dorman) kembali menjadi… Read More

8 hours ago

Bayangkan! Industri Leasing & Perbankan Tanpa Debt Collector, Babak Belur “Ditabrak” Kredit Macet Lalu Krisis

Oleh Eko B Supriyanto, Pimpinan Redaksi Infobank Media Group UTANG harus dibayar. Jika macet jangan… Read More

8 hours ago