CETAK duit. Ide cetak duit datang dari politisi. Juga, “didukung” oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Pro kontra cetak duit belum reda, meski Bank Indonesia (BI) sendiri sudah jauh-jauh hari memberi “sinyal” tidak akan mencetak uang.
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengusulkan untuk mencetak uang Rp400 triliun-Rp600 triliun, tapi Gita Wirjawan, petinggi Kadin, mengusulkan Rp4.000 triliun. Dahsyat! Bagaimana episode selanjutnya?
Ada baiknya perlu mendengar alasan dari para politisi soal cetak-mencetak duit ini. Di tengah pandemi COVID-19, muncul opsi untuk mengambil kebijakan mencetak uang atau money printing yang bisa dilakukan BI. Langkah ini, kata politisi, bisa diambil untuk menyelamatkan ekonomi nasional.
Lalu bagaimana pendapat mereka soal cetak duit ini? Dan apa saja dampak yang ditimbulkan bila langkah ini diambil? Semua diulas tuntas di Majalah Infobank Edisi Juni 2020. (*)
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More