CETAK duit. Ide cetak duit datang dari politisi. Juga, “didukung” oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Pro kontra cetak duit belum reda, meski Bank Indonesia (BI) sendiri sudah jauh-jauh hari memberi “sinyal” tidak akan mencetak uang.
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengusulkan untuk mencetak uang Rp400 triliun-Rp600 triliun, tapi Gita Wirjawan, petinggi Kadin, mengusulkan Rp4.000 triliun. Dahsyat! Bagaimana episode selanjutnya?
Ada baiknya perlu mendengar alasan dari para politisi soal cetak-mencetak duit ini. Di tengah pandemi COVID-19, muncul opsi untuk mengambil kebijakan mencetak uang atau money printing yang bisa dilakukan BI. Langkah ini, kata politisi, bisa diambil untuk menyelamatkan ekonomi nasional.
Lalu bagaimana pendapat mereka soal cetak duit ini? Dan apa saja dampak yang ditimbulkan bila langkah ini diambil? Semua diulas tuntas di Majalah Infobank Edisi Juni 2020. (*)
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 22 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More