Keuangan

Bahana TCW Bidik Dana Kelolaan Rp60 T, Ini Kontributor Utamanya

Jakarta – Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) membidik dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar Rp60 triliun hingga akhir 2023. Target itu naik sekitar 24,79% ketimbang realisasi 2022 yang mencapai Rp48,47 triliun.

Menurut Danica Adhitama, Direktur Bahana TCW, memang ada potensi koreksi AUM lantaran ada produk yang jatuh tempo ataupun ada penarikan dari beberapa nasabah (klien). Tapi perseroan juga menyiapkan langkah antisipasi, termasuk dengan merilis beberapa produk baru.

“Jadi diharapkan ini masih bisa growth terus. Kami ekspektasi akhir tahun bisa mencapai target Rp60 triliun,” ujar Danica dalam Media Briefing Bahana TCW di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023.

Baca juga: Pembiayaan Melonjak 45 Persen, Laba WOM Finance Ikut Terdongkrak jadi Segini 

Danica memaparkan, hingga semester I-2023, perseroan mencatatkan dana kelolaan sebesar Rp54,23 triliun, atau naik 11,8% year to date (ytd). Kelas aset pendapatan tetap menjadi kontributor utama kenaikan AUM anak usaha Indonesia Financial Group (IFG) tersebut.

Lanjut Danica, beberapa produk yang menjadi favorit investor antara lain Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvesional, dengan strategi durasi panjang dan memiliki fitur deviden. Lalu, ada Reksa Dana Index dengan underlying surat utang negara (SUN), dan Reksa Dana Terproteksi, juga dengan underlying SUN.

“Kontribusinya di-support kelas aset pendapatan tetap karena memang kondisi marketnya favorable ke instrumen surat utang negara dan masuk melalui beberapa jenis produk, jadi semuanya underlying-nya surat utang negara,” jelasnya.

Kenaikan dana kelolaan Bahana TCW juga disokong pertumbuhan klien baru, baik di segmen retail maupun institusi. Total number of account mencapai 203.476, atau bertambah 82.825 akun, atau setara 68,6% ytd. Rinciannya, klien retail tumbuh solid dengan penambahan 82.772 akun atau 69% ytd, dan klien institusi bertambah 53 perusahaan atau tumbuh 4,8% ytd.

Adapun segmen retail mayoritas dikontribusikan oleh channel distribusi atau agen penjual reksa dana, yakni bank distributor, sekuritas, digital platform, dan marketplace. Sedangkan segmen institusi mayoritas berasal dari perusahaan asuransi dan treasury bank. Di paruh pertama 2023, Bahana TCW juga menambah tiga agen penjual baru, yakni dua perusahaan sekuritas, dan satu digital platform.

Dari sisi produk, Bahana TCW sudah merilis tujuh produk baru dalam periode Januari-Juli 2023, yakni Reksa Dana Syariah Bahana USD Nadhira Sukuk, RDT Bahana Centrum Protected Fund 233, RDST Bahana Himaya Syariah 2, RDT Bahana Centrum Protected Fund 232, RDT Bahana Progressive Protected Fund 215, RDT Bahana Quantum Protected Fund 230, dan RDT Bahana Centrum Protected Fund 227.

Baca juga: Sun Life Perkuat Bisnis Lewat Investasi Jangka Panjang dan Inovasi

Lalu, ada satu produk yang tengah menunggu efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni Bahana Sinergi Pasar Uang, produk reksa dana pasar uang dengan fitur pencairan T+0 yang digagas untuk mengakomodir investor yang ingin memanfaatkan momentum pasar.

“Ada beberapa pipeline juga, kami akan terus lauching reksa dana terproteksi dengan underlying surat utang negara, tapi ada juga yang tadi (Bahana Sinergi Pasar Uang), reksa dana money market dengan fitur khusus,” ujar Danica. (*) Ari Astriawan

Galih Pratama

Recent Posts

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

41 mins ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

1 hour ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

1 hour ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

1 hour ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

2 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

2 hours ago