Pasar Modal

Bahana TCW Apresiasi Langkah BI Jaga Stabilitas Rupiah Pasca Kemenangan Trump

Jakarta – Donald Trump telah kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Pemilu yang digelar 5 November 2024 yang memberikan dampak signifikan ke pasar keuangan global, khususnya Indonesia.

Dampak tersebut, terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami pelemahan sebanyak 2,45 persen ke level 7.308,67 pada perdagangan Rabu, 13 November 2024.

Di sisi lain, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada periode 6-12 November 2024 arus keluar modal asing dari pasar keuangan Indonesia tercatat sebesar Rp14,17 triliun, dengan rincian jual neto pada Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp6,05 triliun dan pasar saham Rp8,12 triliun.

Ekonom Senior PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Emil Muhamad, menjelaskan bahwa koreksi IHSG itu terjadi karena hasil Pemilu AS yang di luar ekspektasi pasar, di mana pasar sebelumnya hanya sedikit memperhitungkan kemenangan Trump. Namun dengan kemenangan yang cukup telak, pasar akhirnya sepenuhnya mengantisipasi dampak ke depan.

Baca juga: STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

“Kemenangan besar ini berdampak pada kenaikan yield US Treasury, dari 3,7 persen pada September menjadi 4,45 persen setelah hasil pemilu terlihat. Ini menyebabkan aliran dana keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia,” ucap Emil dikutip 22 November 2024.

Lalu, Emil juga mencatat bahwa Trump berencana menerapkan tarif impor terhadap beberapa negara, terutama China dan negara-negara yang dianggap sebagai pintu masuk produk China.

“Kebijakan tarif ini bersifat inflationary, memicu ekspektasi kenaikan inflasi di AS, yang dapat mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga dan memengaruhi kebijakan moneter di negara lain, termasuk Indonesia,” imbuhnya.

Meski begitu, dirinya mengapresiasi tindakan BI untuk menjaga stabilitas pasar, salah satunya melalui peningkatan suku bunga SRBI sepekan sebelum Pemilu AS.

“Langkah ini cukup efektif dalam mempertahankan stabilitas. Rupiah menguat seminggu pasca Pemilu AS, rupiah menjadi mata uang terkuat di Asia dengan penguatan 0,5 persen,” ujar Emil.

Baca juga: Mirae Asset Beberkan Dampak Kemenangan Trump Terhadap Pasar Keuangan RI

Adapun, kebijakan BI ke depan kemungkinan besar masih akan berfokus pada upaya menjaga stabilitas pasar keuangan. Adapun langkah-langkah ekspansif seperti kebijakan yang mendukung daya beli dapat menjadi fokus bagi pemerintah sebagai otoritas fiskal.

“Meskipun pasar ekuitas Indonesia masih tertekan oleh ekspektasi pertumbuhan yang berbeda dengan AS, strategi defensif ini diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar,” tutupnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

2 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

2 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

4 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

4 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

5 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

6 hours ago