Jakarta – Tercetusnya inovasi B30 atau program bahan bakar solar dengan kandungan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) sebesar 30 persen diprediksi akan memiliki dampak positif untuk daya tawar Indonesia di pasar global.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Group Research Bank DBS Indonesia Maynard Arif dalam diskusi outlook 2020 di Jakarta, Rabu, 22 Januari 2020. “Kita jadi punya bargaining power karena adanya B30 ini,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini terjadi karena program bahan bakar B30 tersebut dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar minyak dari Indonesia terhadap negara lain.
“Ini juga akan menstabilkan harga minyak dalam negeri karena sudah tidak ketergantungan lagi dengan Eropa,” ucapnya.
Di samping itu, dirinya juga meyakini bahwa program bahan bakar B30 dapat mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia yang saat ini masih berada di kisaran 2,5 hingga 3 persen.
“B20, B30 itu positif untuk kurangi CAD. Jadi program ini sudah positif, bagaimana kita bisa diversifikasi produk,” tambahnya. (*) Steven
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More