Moneter dan Fiskal

Awal Tahun, Modal Asing Yang Masuk ke RI Naik 170%

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia sejak 1 hingga 26 Januari 2018 mencapai Rp46 triliun atau meningkat sekitar 170 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 yang sebesar Rp17 triliun,

Melihat derasnya modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia tersebut, Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Jakarta, Jumat, 26 Januari 2018 mengatakan, bahwa kondisi kepercayaan investor terhadap Indonesia masih tinggi. Di sisi lain, BI meyakini stabilitas nilai tukar rupiah akan terus terjaga ditengah adanya risiko eksternal.

Lebih lanjut dia mengatakan, masih derasnya aliran modal yang masuk ke Indonesia juga ditopang kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, yang tercermin dari inflasi di 3,61 persen (tahun ke tahun/yoy) pada akhir 2017, dan defisit neraca transaksi berjalan yang diproyeksikan di bawah dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2017.

Selain itu, tambah dia, kondisi ini juga tidak terlepas dari adanya kenaikan peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari Fitch Ratings 20 Desember 2017 lalu. “Jadi kelihatan bagaiama minat dari investor luar negeri yang percaya kepada ekonomi Indonesia. Jadi saya ingin menyampaikan bahwa kondisi kita secara umum baik,” ujarnya.

Agus mengungkapkan, bahwa stabilitas makro ekonomi hingga akhir Januari 2018 ini masih terjaga baik. Sebagai otoritas yang menjaga stabilitas, Bank Sentral melihat ada peningkatan tekanan untuk inflasi karena meningaktanya harga pangan di Januari 2018 ini.

Namun, menurut Agus, tekanan dari harga pangan yang bergejolak (volatile foods) masih terjaga dan dalam jangkar sasaran inflasi nasional BI di 2,5-4,5 persen (yoy) pada 2018. Adapun berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI di pekan keempat Januari 2018, inflasi bulanan akan sebesar 0,73 persen (bulan ke bulan/mtm).

“Kita juga mengidentifikasi ada sumber-sumber inflasi misalnya tadi harga beras, harga daging ayam, kita lihat holtikultura seperti cabai dan kita sambut baik bahwa pemerintah sudah mengimpor beras karena untuk meyakini tersediannya suplai beras yang cukup,” ucap Agus. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

2 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

3 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

3 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

4 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

4 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

5 hours ago