Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona hijau ke level 6.841,56 dari posisi 6.815,73 atau menguat 0,38 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini, Senin, 5 Mei 2025, pukul 9:00 WIB.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 704,65 juta saham telah diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 31 ribu kali, dan total nilai transaksi mencapai Rp338,42 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 75 saham terkoreksi, sebanyak 250 saham menguat dan sebanyak 260 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Menguat pada Awal Mei, 5 Saham Ini Jadi Top Leaders
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memprediksi secara teknikall bahwa IHSG hari ini akan bergerak variatif dalam kisaran level 6.700-6.888.
“Pada perdagangan kemarin, Jumat (2/5) IHSG ditutup naik 0,72 persen atau plus 48,93 poin ke level 6.815. IHSG hari ini (5/5) diprediksi bergerak mixed dalam range 6.700-6.888,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.
Ratih melihat IHSG selama sepekan terapresiasi 2,05 persen, senada dengan pergerakan saham Blue Chip yang tecermin dari kenaikan indeks LQ45 sebesar 1,78 persen, di mana IHSG rebound dalam tiga pekan beruntun mengikuti Bursa di Kawasan Asia Pasifik.
Pelaku pasar mencermati momentum rilis kinerja keuangan emiten dan pelaksanaan RUPS. Sementara itu, investor asing dalam sepekan tercatat inflow di pasar ekuitas domestik senilai Rp 118,43 miliar, Jumat, 2 Mei 2025.
Inflasi April Naik, Dipicu Emas dan Tarif Listrik
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan (yoy) pada April 2025 sebesar 1,95 persen, sedangkan inflasi bulanan (mom) tercatat naik 1,17 persen. Kenaikan ini dipengaruhi oleh lonjakan harga komoditas emas, mobil, serta berakhirnya diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk daya hingga 2.200 VA.
Adapun dari mancanegara, Indeks S&P 500 mencatat rebound dua pekan beruntun dengan total kenaikan sebesar 7,5 persen. Bursa Wall Street ditutup kompak menguat pada akhir pekan setelah rilis data tenaga kerja berada di atas konsensus.
Baca juga: Awal Mei, IHSG Ditutup Menguat ke Posisi 6.815
Lalu data Non Farm Payroll (NFP) pada April 2025 tercatat sebanyak 177 ribu, sementara tingkat pengangguran tetap di level 4,2 persen, sama seperti bulan sebelumnya. Data ini menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi AS.
Pekan ini, pelaku pasar global menantikan keputusan suku bunga dari The Federal Reseve dalam pertemuan FOMC pada 7-8 Mei 2025.
Sementara itu, dari Asia, Indeks PMI Manufaktur China pada April 2025 menurut NBS sebesar 49, turun dari posisi bulan sebelumnya 50,5 sekaligus berada di level kontraksi. Pelaku usaha dan konsumen cenderung bersikap wait and see terkait kebijakan tarif balasan antara China dan AS dalam periode tersebut. (*)
Editor: Yulian Saputra