Keuangan

Awal Desember 2024, AdaKami Salurkan Pinjaman Rp13,24 Triliun

Jakarta – Perusahaan fintech lending PT Pembiayaan Digital Indonesia atau AdaKami mencatat penyaluran pinjaman sebesar Rp13,24 triliun hingga awal Desember 2024. Angka ini dibarengi dengan jumlah transaksi yang mencapai 1,46 juta secara year to date (ytd).

Adapun tingkat wanprestasi (TWP90) perusahaan, yakni sebesar 0,21 persen. Sebagai informasi, TWP90 industri fintech lending di periode yang sama berada di angka 2,38 persen.

Menurut Karissa Sjawaldy, Chief of Public Affairs AdaKami, ada 3 pilar yang menjadi penopang keberhasilan perusahaan dalam menyalurkan pinjaman, dan meminimalisir pinjaman macet. Diawali dengan melakukan kolaborasi dengan pelaku keuangan lainnya.

Karissa menjelaskan, pihaknya sudah bekerja sama dengan 9 bank selama 2024. Daftarnya ada Bank Jago, SeaBank, PermataBank, OCBC NISP, Bank Ganesha, Hana Bank, CTBC Bank, SuperBank, dan BNI.

“Kolaborasi kita di sektor perbaikan itu lumayan luas di tahun ini. Dan ini adalah bentuk konkret, dimana kita ingin mendorong lagi akses dan memperluas kolaborasi ke lender-lender potensial,” ujar Karissa di Jakarta, Kamis, 12 Desember 2024.

Baca juga: AdaKami dan Bank CTBC Indonesia Bersinergi Dorong Peningkatan Inklusi Keuangan
Baca juga: Daftar 97 Pinjol Legal Berizin OJK Terbaru per Oktober 2024

Kerja sama dengan bank-bank ini diharapkan mampu menggapai nasabah yang belum bisa terjamah perbankan. Apalagi, temuan AdaKami menunjukkan, ada lebih dari 95 juta penduduk Indonesia yang belum mendapat akses finansial. Ada pula kredit gap sebesar Rp1.650 triliun bagi mereka yang sudah punya akses kredit dengan yang belum.

Selanjutnya, AdaKami juga memanfaatkan teknologi yang relevan dengan era sekarang. Jonathan Kriss, Brand Manager AdaKami, menyebut beberapa teknologi yang sudah mereka pakai seperti artificial intelligence (AI), machine learning, dan big data.

Seluruh teknologi ini memiliki manfaat dalam menyederhanakan dan mengoptimalisasi kinerja perusahaan. Misalnya untuk menjaga keamanan, membuat konten-konten, penerapan e-KYC, sampai mencari latar belakang nasabah.

“Jadi ini salah satu bukti nyata ketika teknologi ini membuat akses itu tersedia bagi masyarakat Indonesia dan ini ada dampaknya untuk mereka,” ucap Jonathan.

Terakhir, AdaKami mengadakan berbagai program edukasi, baik melalui media sosial mereka, maupun mendatangi langsung kampus atau daerah yang perlu edukasi finansial. Ini juga bertujuan memangkas gap antara literasi dan inklusi keuangan, yang menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masing-masing di angka 65,43 persen dan 75,02 persen. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Kemenkop Jajaki Kemitraan Strategis dengan BMN untuk Dorong Industri Furnitur Nasional

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menjajaki kemitraan strategis dengan PT Berdikari Meubel Nusantara (BMN) Living… Read More

3 hours ago

Tips Menyelaraskan Passion dan Ambisi Demi Sukses di Dunia Kerja

Jakarta – Setiap orang memiliki hal yang disukai untuk dilakukan (passion) dan juga ambisi yang… Read More

3 hours ago

BI Sebut Aliran Modal Asing Keluar Indonesia di Pekan Kedua 2025 Capai Rp4,38 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat pada pekan kedua 2025 aliran modal asing keluar atau capital outflow… Read More

8 hours ago

Pangkas Ketidakpastian, Pengawasan Aset Kripto Diserahkan ke BI dan OJK

Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara resmi mengalihkan tugas… Read More

9 hours ago

Joseph Chan Fook Onn Mundur dari Kursi Direktur Bank OCBC NISP

Jakarta - PT Bank OCBC NISP Tbk mengumumkan pengunduran diri salah satu direkturnya, yakni Joseph… Read More

19 hours ago

Transaksi Cashless Bank Mega Syariah Naik Selama Libur Akhir Tahun 2024

Jakarta – Bank Mega Syariah mencatatkan peningkatan transaksi cashless selama periode liburan akhir tahun 2024. Peningkatan ini terlihat… Read More

1 day ago