Nasional

Atasi Kesenjangan, ISEI Kritisi Pemerintah Benahi Kebijakan

Jakarta– Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai saat ini terdapat beberapa faktor penyebab kesenjangan ekonomi yang sudah terjadi di Indonesia.

Ketua umum ISEI, Muliaman D Hadad mengungkapkan, terdapat lima hal penting yang menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi di antara daerah. Dimana kesenjangan ekonomi di daerah adalah masalah klasik di Indonesia dan harus segera dibenahi.

“Ada beberapa gap yang harus diperbaiki. Gap mengenai perbedaan opportunity, akses pada sumber daya. Akses pada kesempatan kerja dan juga konsentrasi pembangunan daerah,” ungkap Muliaman D Hadad pada press Conference sidang pleno ISEI di Kantor ISEI, Jakarta Senin 9 Oktober 2017.

Lebih lanjut Muliaman menjelaskan, kesenjangan ekonomi antar daerah di Indonesia terus meningkat karena beberapa faktor, diantaranya pertama terkonsentrasinya Industri manufaktur di kota-kota besar di Pulau Jawa. Kedua kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Selanjutnya ketiga karena adanya kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan. Keempat kurangnya keterkaitan kegiatan pembangunan antar wiiayah. Serta yang terakhir terabaikannya pembangunan daerah perbatasan, pesisir, dan kepuIauan.

Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas tahun 2015 juga menunjukkan bahwa persebaran daerah tertinggal lebih banyak di Kawasan Timur Indonesia, yakni 103 kabupaten (84,43%), sementara di Kawasan Barat Indonesia mencapai 19 kabupaten (15,57%).

“Dalam menghadapi masalah semakin meningkatnya kesenjangan sosial ekonomi antar individu di dalam masyarakat ini. Indonesia perlu untuk mengembangkan berbagai kebijakan yang dapat berdampak langsung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat luas,” tutur Muliaman.

Kebijakan ini menurut dirinya adalah pengembangan layanan yang memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat (dalam aspek pendidikan dan kesehatan); pengembangan program-program pelatihan dan keterampilan bagi angkatan kerja; serta mengembangkan kebijakan belanja pemerintah (government spending) untuk pembangunan infrastruktur, pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta bantuan-bantuan sosial ekonomi lainnya bagi rumahtangga yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Suheriadi

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

2 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

3 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

6 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

7 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

7 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

9 hours ago